Sukses

Hutan Itu Indonesia Rangkul Tokoh Lintas Iman dan Agama Peduli Hutan

Gerakan Hutan itu Indonesia (HII) merangkul kalangan lintas iman dan agama untuk mengembalikan hutan menjadi identitas Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk menumbuhkan kecintaan kepada hutan, gerakan Hutan itu Indonesia (HII) merangkul kalangan lintas iman dan agama untuk mengembalikan hutan menjadi identitas Indonesia. Salah satunya melalui acara Jamuan Hutan itu Beragam sebagai puncak sekaligus merayakan Hari Hutan Indonesia, baru-baru ini.

"Lewat program Hutan itu Beragam, gerakan ini berkesempatan untuk memperluas jejaring dengan para pemuda lintas agama yang ternyata juga bangga akan hutan kita dan bersemangat untuk melindungi hutan bersama," ujar Gita Syahrani selaku PIC Program Hutan Itu Beragam.

Dalam acara yang dikemas dalam diskusi dan buka puasa bersama organisasi lintas agama untuk hutan Indonesia itu, antara lain membahas kesamaan makna ayat-ayat dari masing-masing agama dalam menoleransi keberagaman, hubungan antara manusia dengan alam, hutan menjadi sumber inspirasii dalam pembuatan karya yang menembus sekat-sekat perbedaan agama.

“Keberagaman flora dan fauna hutan perlu dijaga, manusia memiliki nafsu juga akal untuk mengontrol sikap. Setiap agama pun memiliki persektif masing-masing, tetapi bermakna sama dalam hal rasa kemanusiaan. Kita beragam dan harus hidup saling berbagi dan bergotong-royong,” ujar Hendry Dwiva perwakilandari KementerianAgama DKI Jakarta.J

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Luasnya Keberagaman

Sementara itu, Peter Lesmana dari Majelis Tinggi Khonghucu Indonesia (MATAKIN) menjelaskan, dalam agama Khonghucu ada banyak penerapan berbakti pada alam.

"Contohnya, jika kita menebang pohon tidak tepat pada waktunya kita tidak berbakti, jika kita memotong hewan tidak tepat pada waktunya kita tidak berbakti. Artinya, jika kita tepat pikir pada waktunya, maka keberlanjutan alam terus terjaga," katanya.

Senada dengan tokoh keberagaman dan hutan Nyoman Udayana Sangging, menurutnya keberagaman hutan sangat luas. Selain flora dan fauna, juga keberagaman bahasa dan budaya masyarakat di dalamnya.

"Hutan perlu dijaga sebab selain sebagai paru-paru dunia, juga memberikan banyak hasil bagi kita," tegasnya.

3 dari 3 halaman

Jamuan Hutan Itu Beragam

Dalam Jamuan Hutan Itu Beragam yang diselenggarakan pada 17 Mei 2019, mengajak 110 tokoh agama lintas keimanan dan influencer, dan mitra yang bekerja sama dalam program Hutan Itu Beragam dan Hutan Itu Indonesia.

Selain mengumumkan pemenang #CeritaDari Hutan, Jamuan Hutan Itu Beragam ada penampilan dari 6 musisi Tanah Air yang berasal dari berbagai latar belakang agama, budaya, dan suku.

Hal yang juga menarik adalah sajian kuliner spesial, "A Taste of Kalimantan: Eksplorasi Rasa dan Kebudayaan Kabupaten Sintang" yang merupakan kolaborasi perjalanan eksplorasi kuliner antara Restoran KAUM Jakarta dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari saat ke Sintang, Kalimantan Barat. Menu makanannya di antaranya Pacri Nenas, Oseng Pakis Salai Lais, Ikan Asam Pedas Manis Khas Sintang, Lontong Sayur Kasturi, dan lain-lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.