Sukses

Kisah Mantan Polisi yang Buka Restoran Halal di Macau

Berawal dari polisi, pilot, Mochamad Thamrin akhirnya menggeluti dunia kuliner dengan membuka bisnis restoran halal.

Liputan6.com, Macau - Awalnya berprofesi sebagai polisi, Mochamad Thamrin akhirnya mengundurkan dari kepolisian dengan pangkat kapten. Setelah itu, ia bergabung dengan sebuah maskapai penerbangan sebagai pilot hingga akhirnya memutuskan bisnis restoran halal.

Tiga tahun berprofesi sebagai pilot, Thamrin kemudian bergabung ke maskapai penerbangan di Macau dan bekerja sebagai pilot selama 10 tahun. Namun pada tahun ke-5 tahun tinggal di sana, Thamrin membuka restoran di sana yang menghidangkan makanan halal, khusus makanan Indonesia yang beralamat di Rua de Restauracau No. 1 G, Macau.

"Saya melihat ada peluang karena banyak komunitas muslim yang merasa kesulitan untuk mencari makanan halal. Selain itu, banyak turis dari Malaysia, Brunei, Singapura, Pakistan yang merasa kesulitan untuk mencari makanan halal di Macau," ungkap Mochamad Thamrin kepada Liputan6.com di Macau, Rabu, 8 Mei 2019.

Thamrin menuturkan, untuk sewa tempat di Macau terbilang sangat mahal. Ia harus membayar uang sewa lahan Rp 60 juta untuk sebulan untuk ukuran 100 meter persegi.

"Awal bangun restoran saya punya modal sekitar Rp 100 juta. Uang tersebut saya peroleh dari pinjaman orangtua saya Rp 40 juta dan mertua saya Rp 60 juta," kata Thamrin yang menyebut ide pendirian restoran halal sudah ada sejak 2012.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Makanan

Mochamad Thamrin memberi nama restorannya Anak Djakarta, karena ia kelahiran Jakarta. Dengan nama itu, ia ingin mereka yang makan di restorannya akan mengingat nama Jakarta yang merupakan ibu kota Indonesia.

Buka mulai pukul 9.00 - 21.00, menu yang disajikan di restorannya di antaranya bakso, soto ayam, nasi goreng, rawon, pecel, tahu telur, rendang. Satu porsi Thamrin mematok harga Rp 70 ribu untuk nasi dan lauk pauknya.

"Yang paling mahal harganya rendang Padang Rp 80 ribu. Bakso dan ayam geprek termasuk yang paling banyak dicari pelanggan," ujar pria kelahiran Jakarta, 21 Agustus 1974.

Selain para pekerja asal Indonesia, pelanggan Anak Djakarta berasal dari Malaysia, Singapura, dan China.

3 dari 3 halaman

Bumbu dari Indonesia

Tantangan terberat membuka restoran di Macau, menurut Thamrin, soal perizinan. Ia butuh waktu hingga satu tahun hingga akhirnya mendapatkan izin usaha.

"Itu yang paling menguras waktu, tenaga, pikiran, dan uang, karena sebelum mendapatkan izin, saya belum bisa membuka usaha," ujar Thamrin.

Selama satu tahun itu, ia harus membayar sewa ruko, sedangkan usahanya belum bisa beroperasi. Ia hampir saja menyerah dengan kondisi tersebut. Ia juga kesulitan untuk mencari daging sapi dan ayam yang bersertifikasi halal.

"Daging sapi saya peroleh dari China Daratan, sedangkan untuk ayam, saya dapat dari frozen chicken yang berasal dari Brasil. Semuanya bersertifikasi halal dari komunitas muslim Hong Kong," kata Thamrin.

Berbeda dengan daging, khusus untuk bumbu-bumbu, Thamrin memperolehnya dari Indonesia yang berbentuk kemasan, seperti merica, minyak, dan lain-lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.