Sukses

Anies Baswedan Terpukau Golok Betawi Raksasa, Apa Istimewanya?

Golok bagi sebagian warga Betawi menjadi simbol status. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi pembuatan golok tersebut.

 

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan baru-baru ini memamerkan golok raksasa di akun Instagramnya @aniesbaswedan. Golok bernama Si Rajut itu membuatnya tersenyum lebar.

Berbaju koko putih dengan syal kain batik Betawi diselempangkan, Anies menerima golok tersebut dari Bamus Betawi. Pembuatnya adalah Haji Oji Golok dan Junaidi.

Golok yang terbuat dari besi baja itu memiliki panjang 4,5 meter dan berat 250 kilogram. Golok pertama kali ditampilkan ke publik Jakarta pada Festival Palang Pintu Kemang pada 27-28 April 2019.

"Balai Kota mendapat kehormatan menerima Si Rajut, sebelum nantinya dipamerkan di Museum Setu Babakan, agar semua masyarakat yang datang ke sini bisa menyaksikan golok ini," tulis Anies, Sabtu, 4 Mei 2019.

Anies berharap golok tersebut bisa menjadi media pemersatu. Ia juga menyampaikan apresiasi tinggi bagi para tokoh Betawi dan anak-anak muda yang mengembangkan budayanya.

Golok diketahui erat dengan budaya Betawi. Dilansir Jawapos.com, Sabtu, 29 Juli 2017, golok merupakan senjata tradisional untuk masyarakat Betawi yang biasa dimiliki para jawara silat, seperti Si Pitung atau Si Jampang.

Memasuki era modern, fungsi golok berubah dari senjata menjadi alat bantu pekerjaan. Contohnya, membantu memotong bahan pohon, kayu atau pekerjaan rumah tangga lainnya. Bahkan, ada pula yang menjadikan golok Betawi sebagai bahan koleksi.

"Golok ada yang dilihat dari bentuk bilah dan dari bentuk gagang. Tapi kalau untuk sarungnya tidak ada bedanya. Jadi memang jenisnya macam-macam, kata Anggota Bamus Betawi, Yayan Golok kepada JawaPos.com. 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Macam-Macam Golok

Dia menjelaskan, golok jenis bilah terdiri dari bermacam-macam jenis di antaranya bilah Candung, Kopak Rawing, dan Salam Nunggal. Sedangkan, golok jenis gagang di antaranya gagang pisau, gagang jengkolan, dan lainnya.

Untuk menjaga tingkat ketajamannnya, golok harus diasah secara berkala. Minimal diasah satu bulan sekali.

"Kalau golok enggak ada unsur kleniknya. Jadi paling perawatannya hanya pakai oli. Sering- sering diasah atau pakai oli," ungkap Yayan.

Ada pula masyarakat yang menggunakan golok sebagai alat menyembelih hewan. Bahannya juga macam-macam, ada yang dari baja limbah laher, baja modern, hingga panadis.

Untuk status sosial, warga Betawi elite biasanya mengukur goloknya berdasarkan bahan golok itu sendiri. Salah satunya, golok kebo bule. Golok jenis ini dianggap prestis, karena harganya yang mencapai jutaan rupiah.

"Karena gagangnya itu dari tanduk kerbau bule artinya kerbau yang putih. Itu susah mencarinya semakin langka," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.