Sukses

3 Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang Saat Tangani Luka Bakar

Banyak mitos yang tersebar di masyarakat soal penanganan luka bakar, padahal sering menyesatkan. Akibatnya, luka yang dialami menjadi lebih parah.

 

Liputan6.com, Jakarta - Luka bakar bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja, termasuk di rumah. Namun, tak semua orang memiliki pengetahuan yang memadai soal penanganan luka bakar, terutama yang grade sedang, seperti terkena knalpot, setrikaan, atau terciprat minyak panas.

dr Aryanto Habibie, SpBP-RE, spesialis bedah plastik yang berpraktik di RS Siloam Bogor menyebut tiga kesalahan yang sering dilakukan orang-orang saat membantu korban luka bakar maupun menangani luka bakar sendiri. Kesalahan yang terjadi itu bisa membuat luka bertambah buruk atau proses penyembuhan tak sempurna.

Kesalahan pertama adalah tidak segera mencuci luka bakar dengan air mengalir. Tapi alih-alih mengalirkan air pada luka bakar, banyak orang cepat-cepat mengoleskan bahan-bahan yang salah, seperti mentega, pasta gigi hingga susu dingin.

"Airnya harus air dingin. Kalau air panas, malah memperparah luka. Jangan kasih kecap, odol, macam-macam. Itu tidak akan kurangi tingkat keparahan," ujar Ari dalam talkshow Aksi Nyata untuk Luka Bakar Anda yang digelar Mebo dan Watsons di Jakarta Selatan, Sabtu, 16 Maret 2019.

Air dingin yang mengalir akan meredakan sensasi panas. Namun sebelum itu, bila luka itu tertutup pakaian, pakaian yang dikenakan harus langsung dibuang. Tindakan ini harus cepat dilakukan, terutama bila terciprat bahan kimia. 

"Langsung diguyur pakai shower, bahkan kalau ada bak, langsung nyemplung aja ke bak," ujarnya. Setelah luka dikeringkan, barulah diolesi salep untuk luka bakar.

Kesalahan kedua dalam menangani luka bakar adalah mengabaikan perawatan sekunder setelah luka sembuh. Padahal, perawatan luka bakar umumnya memakan waktu hingga enam bulan.

"Kalau perawatan kurang baik, nantinya timbul masalah sekunder, seperti infeksi atau sampai ulkus kronis. Kaya tumor tapi belum jadi tumor," kata Ari.

Kesalahan ketiga yang paling sering dilakukan adalah pasien tidak mau bergerak karena luka bakar membuat nyeri. Umumnya hal itu terjadi pada pasien anak-anak.

Padahal bila dibiarkan, anggota tubuh yang tidak digerakkan itu akan menjadi kaku. "Kalau sudah kaku, itu sudah terlambat. Dia butuh operasi lagi," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.