Sukses

Hotel Donald Trump Raih Untung Besar Usai Ganti Nama

Hotel Trump SoHo berubah nama menjadi The Dominick pada akhir tahun lalu. Setelah itu, keuntungan pun mengalir.

Liputan6.com, Jakarta - Nama hotel milik Donald Trump, Trump SoHo Hotel hanya tinggal kenangan setelah resmi diganti dengan Dominick pada 21 Desember 2019. Sejak itu, tidak banyak hal yang berubah di hotel yang berlokasi di 246 Spring St, New York, Amerika Serikat ini.

Melansir Bloomberg, Senin (4/3/2019), Dominick masih menawarkan beragam fasilitas seperti spa dengan facial Detox & Glow, restoran utama yang ditutup sejak lama karena bisnisnya lambat, hingga kamar sangat luas yang mempertahankan perabotan Fendi.

Ketika hotel mewah New York lesu dengan permintaan, pendapatan, dan hunian yang melambat, hal tersebut tak terjadi pada Dominick. Menurut data perusahaan riset STR, pendapatan Dominick per kamar naik lebih dari 20 persen dari tahun sebelumnya.

Kondisi ini pulih sepenuhnya dari kemerosotan yang berkepanjangan. Rata-rata tarif malam hotel naik 51 dolar AS atau 20 persen dibandingkan dengan kenaikan rata-rata di seluruh kota yakni hanya 2 persen di antara para pesainnya. Hotel berlantai 46 dengan 391 kamar ini telah dipesan lebih dari 7000 kamar pada 2018 dibandingkan 2017.

"Seringkali, mengubah nama Anda sendiri bukanlah jawaban untuk membalikkan bisnis," jelas Gesina Gudehus-Wittern, Direktur IpsosStrategy3, sebuah perusahaan konsultan branding.

Ia menambahkan jika ada sesuatu yang salah dengan produk itu, mengubah tidak akan membuat perbedaan. Mondrian SoHo, pesaing Dominick, misalnya terus menjual dengan harga di bawah pasar setelah bangkrut dan kemudian dijual dan namanya diganti menjadi NoMo SoHo.

"Apapun sikap Anda, satu hal yang hampir semua orang ingin berlibur adalah politik. Jika Anda berada di kota untuk urusan bisnis, Anda ingin mengabaikan politik. Jika perspektif Trump tidak selaras dengan perspektif Anda, Anda tidak ingin menampilkan diri Anda di media sosial di hotel yang menyandang namanya," lanjutnya.

Trump SoHo mungkin disalahkan karena sedikit tak berjiwa. Namun, kamarnya adalah yang terbesar dan harga terbaik di antara set kompetitif hotel dengan pemandangan kota setinggi langit membentang ke segala arah dan menawarkan pengalaman seperti kondominium.

"Efek Trump" telah memperburuk bisnis hotel lebih dari untuk real estate. Di New York, di mana perusahaan memilik banyak bangunan, beberapa menara perumahan telah membersihkan diri dari nama Trump. Sisanya masih berkembang," kata Donna Olshan, Presiden Olshan Realty.

"Para pialang mengiklankan alamat, bukan nama bangunan, dan pada akhirnya semunya tergantung pada harga," tambahnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.