Sukses

Uniknya Motif-Motif Batik Khas Daerah di Indonesia, dari Semarang hingga Madura

Salah satu daerah yang dikenal sebagai sentra batik adalah dari Pekalongan yang ternyata terkenal sejak zaman penjajahan Belanda. Ada motif khas di daerah ini yang disebut Jilamprang.

Liputan6.com, Jakarta - Tradisi membatik telah diperkenalkan secara turun temurun sejak Kerajaan Majapahit. Saat itu, membatik dilakukan di dalam lingkungan kerajaan untuk membuat pakaian keluarga kerajaan. Kini, batik telah menjadi simbol kebudayaan Indonesia yang mendunia. Bahkan, UNESCO sebagai organisasi dunia yang bergerak di bidang kebudayaaan menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia non-bendawi.

Dalam perkembangannya ada berbagi macam jenis batik yang tersebar di Indonesia. Motif yang beragam biasanya bergantung pada setiap daerah sesuai ciri khasnya.

Setiap motif mengandung makna dari leluhur mereka. Bahkan, ada motif tertentu yang hanya dipakai keluarga keraton untuk menunjukkan status seseorang. Berikut enam motif batik khas beragam daerah di Indonesia, seperti dilansir dari buku Pesona Wisata Belanja Indonesia, Senin, 4 Februari 2019.

Batik semarang

Kebangkitan kembali batik Semarang salah satunya dipelopori Batik Semarang 16. Berbagai produknya tidak saja digemari masyarakat umum, tapi juga menjadi buruan pejabat, artis, serta desainer kenamaan.

Proses penciptaan motif Batik Semarang 16 umumnya terinspirasi oleh artefak dan landmark yang ada di Kota Semarang. Itulah yang menjadi daya tarik motif ragam hias Batik Semarang 16 di antaranya motif batik Tugumuda Kekiteran Sulur dan motif Batik Lawangsewu Kekiteran Asem.

Motif batik Tugumuda Kekiteran Sulur, Motif Batik ini menggambarkan Tugumuda yang dikelilingi sulur atau tanaman menjalar. Pola ini terinspirasi dari pembangunan Tugumuda sebagi monumen Pertempuran Lima Hari di Semarang. Motif ini menyimbolkan semangat kepahlawanan.

Sementara, motif batik Lawangsewu Kekiteran Asem merupakan motif varian dari Tugumuda Kekiteran Sulur. Pada motif ini, ikon yang ditampilkan adalah Lawang Sewu, bangunan bersejarah di Kota Semarang. Motif ini melambangkan semangat pelestarian warisan budaya dan juga pelestarian lingkungan.

Batik Pekalongan

Pekalongan telah menjadi kota batik yang terkenal sejak zaman penjajahan Belanda. Batik Pekalongan merupakan batik yang digemari karena motifnya yang dinamis dan harganya yang relatif murah.

Batik ini biasanya berwarna cerah seperti merah, hijau, biru, oranye, dan kuning, dengan tanaman sebagai motif yang mencolok. Salah satu motif asli batik Pekalongan adalah Jilamprang yang menyerupai titik-titik yang dianggap sebagai motif geometris dan berkembang oleh pengerajin batik keturunan Arab.

Motif lainnya ialah Semen, yang mencerminkan batik Solo dan Yogya menggunakan garuda dan tumbuhan sebagai motifnya jika dilihat sekilas.

Batik Sidoarjo

Kerajinan yang khas di Sidoarjo yaitu Batik Tulis Sidoarjo. Di sidoarjo terdapat kampung pengrajin batik yang bernama Kampoeng Batik Jetis. Pengusaha dan pengerajin di kampung ini mengembangkan usaha dengan metode turun temurun. Batik Jetis ini diyakini sebagai warisan leluhur di Sidoarjo. 

Batik Jetis ini mulanya diajarkan oleh Mbah Mulyadi yang konon merupakan keturunan Raja Kediri yang lari ke Sidoarjo. Bersama para pengawalnya, Mbah Mulyadi mengawali berdagang di "Pasar Kaget" yang kini dikenal dengan nama Pasar Jetis.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Deretan Motif Batik Populer di Indonesia

Batik Cirebon

Tradisi Batik Cirebon konon dipelopori oleh Ki Gede Trusmi. Secara umum, Batik Cirebon diklasifikasi ke dalam Batik Pesisira, yang memiliki keunikan warna-warni dan meriah sebagai cerminan dari daerahnya yang terbuka dan rentan terhadap pengaruh asing.

Salah satu motif batik yang terkenal adalah Mega Mendung yang datang dari kelompok Batik Klasik Cirebon. Motif itu menggambarkan pola awan dalam bentuk garis yang eksplisit.

Pada mulanya, warna batik ini didominasi oleh biru dan marun, sebagai simbol maskulinitas dan sifat dinamis. Namun, para pengrajin mengadaptasi motif ini sesuai dengan perkembangan zaman dengan kombinasi Mega Mendung seperti motif tumbuhan, hewan, dan lain sebagainya.

Batik Garut

Batik Garut lebih dikenal dengan nama Batik Garutan (dari kata Garut), pertama kali dikenalkan pada 1945 dan mencapai masa kejayaannya pada 1967-1985. Batik Garutan ini memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan batik dari daerah lain.

Batik Garutan menampilkan hiasan seperti bentuk datar, bentuk geometris diagonal runcing, bentuk kawung, bentuk belah ketupat, dan bentuk tumbuhan juga hewan.

Yang paling terkenal di antaranya adalah Rereng Peutey, Rereng Kembang Corong, Rereng Merak Ngibing, Rereng Cupat Manggu, Bilik, dan Sapu Jagat. Warna seperti biru langit, krem, atau putih gading sering menjadi pilihan para perajin batik khas Garut ini.

Batik Madura

Batik Madura tidak seperti batik yang monoton dan rumit, Batik Madura merupakan contoh utama dari batik pesisir yang kuat. Batik Madura melukiskan obyek realistik seperti tumbuhan dan hewan dengan warna yang tersusun. 

Batik ini di warnai dengan susunan warna yang cerah seperti merah, biru, atau hijau. Hal ini dipengaruhi oleh lautan biru dan bukit kapur, begitu juga dengan bendera Majapahit. Motifnya seringkali acak dan tidak simetris dibanding batik batik yang berasal dari Jawa Tengah.

Batik Madura memiliki empat pusat produksi batik di antaranya Bangkalan, Sampang, Pamakesan, dan Sumenep. Dari keempat pusat produksi batik Madura, Bangkalan dan Pamekesan menghasilkan batik-batik terbaik. (Indah Permata Niska)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.