Sukses

Cerita Pariwisata Selamatkan Desa di Bali dari Perdagangan Narkoba

Karena sangat miskin dan usaha rumput laut tak menutup biaya kebutuhan sehari-hari, desa di selatan Bali ini sempat terlibat perdagangan narkoba.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring pamor Bali yang terus menanjak sebagai destinasi populer bagi wisatawan dalam maupun luar negeri, penjelajahan Pulau Dewata otomatis meluas ke wilayah dengan nama-nama baru. Semula boleh jadi hanya berpusat di kawasan Kuta, tapi kini bagian paling selatan pulau tetangga Lombok ini sudah mulai terjamah.

Fenomena tersebut ternyata menyelamatkan sebuah desa bernama Kutuh di Kabupaten Badung dari perangkap perdagangan narkoba. Hal ini diungkap Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo saat memberi sambutan peresmian Starbucks Reserve Dewata Sabtu, 12 Januari 2019.

Dituturkan Eko, Kutuh semula merupakan desa yang sangat miskin. Pergerakan ekonomi yang bergantung dari rumput laut tak bisa menutup biaya sehari-hari. "Saking miskin, penduduknya sampai jual narkoba," jelas Eko.

Namun, sejak local village tourism beberapa tahun lalu merambah Desa Kutuh, mata pencaharian penduduknya perlahan bergeser ke sektor pariwisata dan meninggalkan lingkaran hitam perdagangan narkoba.

Kemajuan wilayah di bagian selatan Bali ini, seperti dilansir dari Antara, Jumat (18/1/2019), merupakan peran dana desa yang bisa dimanfaatkan penduduk secara maksimal. Bantuan itu dimanfaatkan untuk membangun ragam infrastruktur, termasuk jalan dengan total panjang 158 ribu kilometer.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesona Desa Kutuh

Sempat meraih juara 1 Nasional Tingkat Regional II dalam lomba desa tahun 2017, dilansir dari desakutuh.badungkab.go.id, pemerintahan Desa Kutuh bersinergi mengusung Wisata Edukasi Desa Kutuh.

Berbagai model paket pembelajaran ditawarkan, termasuk kunjungan kerja, orientasi lapangan, study tour, studi komparasi, praktik pengalaman lapangan, kuliah kerja lapangan, bahkan acara kumpul keluarga. Cukup dengan mengeluarkan kocek sebesar Rp 2 juta-Rp 7,5 juta, rombongan dapat memilih fokus program pembelajaran dan berwisata di semua obyek wisata Desa Kutuh gratis selama satu hari penuh.

Beberapa destinasi kenamaan di sekitar Desa Kutuh adalah Pantai Pandawa, spot pesawat terbang yang sudah terbengkalai, dan Pantai Gunung Payung. Di samping itu, melihat keseharian penduduk sekitar dengan berkeliling desa dan mampir di warung lokal juga bisa jadi agenda seru.

Membeli oleh-oleh berupa kerajinan tangan yang dibuat warga desa membuat Anda secara tak langsung membantu pergerakan ekonomi lokal. Jadi, maukah Anda tinggalkan sejenak wilayah-wilayah ramai di Bali untuk merasakan ketenangan kawasan selatan Bali?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.