Sukses

Cerita Akhir Pekan: Pemakaian Produk Skincare Natural untuk Resolusi Sehat 2019

Selain olahraga dan diet, penggunaan produk skincare natural pun dapat menjadi salah satu resolusi sehat Anda 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Perawatan alami tidak hanya sekedar sebuah tren yang berkembang terutama di Indonesia, namun ada ragam manfaat yang terkandung di balik setiap produknya. Pemakaian produk skincare natural pun dapat menjadi salah satu resolusi sehat Anda pada tahun baru 2019.

Selain berolahraga dan diet, memperhatikan kesehatan kulit pun tidak kalah penting. Langkah ini dapat diwujudkan dengan penggunaan bahan-bahan alami produk skincare yang mampu 'membentengi' diri dari penyakit dan efek negatif lain pada tubuh.

Salah satu produsen yang fokus pada perawatan alami adalah Kencana Bodyworks. Brand yang berbasis di Malang, Jawa Timur ini awalnya didirikan karena kebutuhan sang owner yang memiliki gangguan hormon saat hamil dan disarankan dokter untuk stop parfum dan kosmetik seperti pasien bayi tabung.

"Aku cari sendiri skincare natural yang nggak boleh ada paraben, pengawet, parfum akhirnya nemu produk impor tapi mahal banget. Gimana caranya buat ini sendiri. kebetulan suamiku bisnis, dia cari formulasi skincare seperti apa," jelas Dita Kencana Putri, selaku owner Kencana Bodyworks kepada Liputan6.com, Sabtu, 12 Januari 2019.

Formulasi, bahan baku, formulator, sertifikat untuk aroma terapis dari AIA (Alliance of International Aromatherapists) Internasional, Diploma satu tahun belajar didapat setelah Dita melahirkan. Ia pun mengembangkan produk kecantikan pada 2017.

"Akhirnya aku pikir Indonesia banyak tanaman, petani urang-aring dan kelapa ada, petani kemiri dan mawar banyak akhirnya mulai ke sana coba air mawar, minyak rambut urang-aring, sampo dari kemiri banyak. Akhirnya jadi produk-produk kecantikan," tambahnya.

Sementara, produk skincare natural Dita tidak menggunakan bahan-bahan seperti SLS atau Sodium Laureth Sulfate, paraben, dan parfum. Setiap bahan ini tak disertakan karena beberapa alasan.

"SLS atau sulfat, kalau kita tengok semua yang berbusa, sabun mandi pasti ada sulfat, paraben itu pengawet. Sebenarnya di negara maju sudah nggak boleh," kata Dita.

"Di sini pun buat bayi masih pakai sulfat, paraben, parfum padahal sudah nggak boleh karena penelitian di negara maju sudah mengamini itu tidak baik untuk jangka panjang karena numpuk di badan," lanjutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengetahui Produk dan Pengawet Natural serta Bahaya Paraben

Negara maju tak memperbolehkan penggunaan bahan-bahan seperti sulfat, paraben, hingga parfum, tetapi tidak di negara berkembang. Fakta lain diungkap Dita mengenai masih dipakainya paraben karena harganya yang terjangkau.

"Sedangkan di negara berkembang disitulah mereka jualan produk-produk yang murah, karena paraben sangat murah dibandingkan dengan pengawet natural dari tanaman di ekstrak ke antioksidannya tapi memang mahal. Paraben sangat murah dan hasilnya bisa banyak banget," ungkap Dita.

Perbedaan yang mencolok antara pengawet natural dan tidak dapat ditilik dari masa penyimpanannya. Untuk pengawet natural paling lama 1-2 tahun atau enam bulan paling lama kalau telah digunakan.

"Paraben disimpan 3-4 tahun. Itu sudah nggak boleh di Jepang dan Eropa karena pemerintahnya sudah kasih tahu kalau ini menyebabkan kanker atau karsinogenik," lanjutnya.

Selain itu, produk natural sendiri memiliki bahan baku yang natural pula. Semua produknya merupakan dari turunan tumbuh-tumbuhan yang aman digunakan.

"Aman digunakan kecuali ada alergi terhadap bahan tersebut. Misal orang alergi madu, madu ribuan tahun nggak bisa basa katanya, tapi ternyata alergi sama madu bakal muncul karena sifatnya masih tanaman itu," kata Dita.

3 dari 3 halaman

Penggunaan Produk Skincare dari Kacamata Dokter Kulit

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin melancarkan perawatan kulit, salah satu resolusi sehat 2019. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dan mencegah efek negatif pada kulit.

"Hal yang perlu diperhatikan adalah jenis kulit, komposisi dan status keamanan produk, harga, serta kecocokan pada kulit," kata dokter spesialis kulit dan kelamin Rachel Djuanda saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu, 12 Januari 2019.

Tak hanya soal tren, perawatan kulit memang harus dilakukan. Dokter spesialis kulit dan kelamin Rachel Djuanda juga turut mengimbau terkait perawatan kulit yang dimulai sejak dini.

"Kulit harus dirawat sejak dini, bahkan sejak masih bayi. Tidak ada kata terlambat untuk merawat kulit. Hati-hati mencoba produk ketahui isi, keamanan, serta coba dulu untuk mencocokan jenis kulit," tambahnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.