Sukses

Seni Budaya Indonesia di Festival Janadriyah Buka Mata Warga Arab Saudi

Selama ini, warga Arab Saudi berpandangan Indonesia hanya sebagai negara penyedia tenaga kerja untuk mereka.

Jakarta - Indonesia menjadi tamu kehormatan dalam Festival Janadriyah ke-33 yang digelar di Riyadh, Arab Saudi, baru-baru ini. Sejumlah budaya Indonesia dipamerkan, di antaranya batik, seni kriya, sketsa, keramik, dan permainan tradisional.

Ada pula pameran tentang hubungan diplomasi Indonesia dengan Arab Saudi sejak era Presiden Sukarno hingga Presiden Joko Widodo. Direktur Sejarah Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Triana Wulandari menyatakan masyarakat Arab Saudi di Riyadh antusias terhadap kebudayaan Indonesia yang ditampilkan.

"Pengunjung festival sangat antusias dan tertarik. Ini sebuah langkah yang luar biasa," katanya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, 9 Januari 2019, dilansir Antara.

Dalam festival tersebut, Indonesia juga membawa pertunjukan seni yang beririsan dengan budaya Islam seperti tari saman, zapin, gambus hingga wayang yang mencerminkan penyebaran agama Islam di Indonesia. Dengan beragam seni budaya yang ditampilkan, ia menyebut festival ini bisa membuka pandangan masyarakat Arab Saudi tentang Indonesia.

"Selama ini, Indonesia hanya dikenal sebagai negara penyedia tenaga kerja. Setelah dikenalkan budaya Indonesia di Festival Janadriyah, mereka menjadi kagum," tutur Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Najamuddin Ramly, menambahkan.

Festival Janadriyah menjadi batu loncatan untuk bekerja sama di berbagai bidang. Kemendikbud berencana menggelar pameran dan seminar sejarah risalah Islam datang ke Indonesia di seluruh museum di Arab Saudi.

"Hal itu memperkuat keinginan Indonesia meningkatkan diplomasi budaya melalui kegiatan-kegiatan akademis, seperti seminar dan pameran yang mengangkat sejarah Islam," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerjasama Strategis

Kemendikbud telah menerbitkan buku tentang sejarah Islam yang sudah dialihbahasakan ke dalam Bahasa Inggris. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh juga telah meminta buku tersebut dialihbahasakan ke dalam Bahasa Arab.

Rencananya, alih bahasa tersebut akan dilakukan dengan bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia di Riyadh. "Supaya mereka yang sudah sekolah dan memiliki potensi kita berikan ruang dalam kebahasaan. Mencoba menerjemahkan ke bahasa Arab, bagaimana sejarah Islam di Indonesia, agar diketahui juga oleh masyarakat Arab," tuturnya.

Dia menjelaskan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menerima permintaan dari otoritas pengelola Madinah dan Mekkah agar mereka bisa mengadakan pameran di masjid-masjid raya di Indonesia.

"Rencananya, pameran akan digelar di Masjid Istiqlal di Jakarta, kemudian di Makassar dan Sumatera Utara," kata dia.

Indonesia, sambung Najamuddin, tidak akan melewatkan peluang untuk terus mengembangkan program diplomasi budaya di Arab Saudi. Apalagi, Arab Saudi merupakan negara terkuat di antara negara-negara teluk lainnya.

Arab Saudi juga berperan besar dalam keanggotaannya di Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). "Arab Saudi juga menjadi negara yang disegani oleh Amerika maupun negara-negara Eropa," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.