Sukses

Ramai Ribut Selfie Tsunami, Ini Cara Selfie yang Santun

Beberapa 'turis' dadakan yang datang ke tempat terjadinya bencana tsunami hanya untuk foto selfie.

Liputan6.com, Jakarta Tsunami baru saja menerjang Selat Sunda. Tsunami yang dipicu erupsi Gunung Anak Krakatau menerjang wilayah Banten dan Lampung pada Sabtu, 22 Desember 2018.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (26/12/2018) jumlah korban tewas mencapai 430 orang. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menambahkan ada 16.082 orang mengungsi.

Melihat betapa mengerikannya tsunami di Selat Sunda itu, tentu saja tidak bisa dibayangkan betapa porak poranda dan memilukannya situasi di wilayah terdampak.

Namun tidak demikian dengan beberapa 'turis' dadakan yang datang ke tempat terjadinya bencana tsunami hanya untuk foto selfie.

Mengunggah foto di media sosial dengan berbagai latar demi mendulang tanda likes kini memang jadi hal yang wajar dilakukan. Namun, kali ini sejumlah orang justru memanfaatkan lokasi bencana tsunami di Banten sebagai tempat untuk berfoto selfie.

Tanpa rasa empati dan simpati yang dalam terhadap para korban, banyak orang yang mendatangi wilayah terdampak tsunami dan berusaha mengambil foto selfie yang terbaik.

Area yang sekarang jadi 'kuburan' bagi kendaraan, rumah, dan mungkin juga korban yang masih belum ditemukan itu menjadi latar belakang foto selfie mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Datangi lokasi bencana demi 'perfect selfie'

The Guardian, media asal Inggris melaporkan lokasi bencana Tsunami Banten mereka mendapati sejumlah orang justru memanfaatkan lokasi bencana untuk swafoto. Laporan itu ditulis manakala mereka melakukan peliputan di lokasi terdampak tsunami, baru-baru ini.

Media Inggris ini menulis, ada sejumlah perempuan yang mendatangi lokasi bencana di Provinsi Banten demi mendapatkan 'perfect selfie'.

Orang-orang tersebut berfoto di depan tanah yang dibanjiri air dengan sejumlah kendaraan dan sampah yang terbawa gelombang tsunami, 22 Desember 2018 malam.

Dalam sebuah foto, ada empat perempuan berhijab yang tersenyum ke arah kamera smartphone. Salah satunya bahkan mengacungkan jari, membentuk huruf V. Tidak tanggung-tanggung, para pencinta selfie ini sengaja bepergian berjam-jam untuk mencapai lokasi. Kemudian di sana mereka ber-selfie dan mengunggahnya di media sosial.

Salah satunya mengaku datang dari Cilegon. Mereka memang tak datang dengan tangan kosong. Para pencinta selfie ini sebelumnya melakukan bakti sosial dengan membawa sejumlah pakaian untuk didonasikan.

"Foto ini diunggah ke Facebook sebagai bukti bahwa kami benar ke sini dan memberikan bantuan," tutur perempuan yang mengaku bernama Solihat.

Dia menambahkan, banyak orang menganggap bahwa berfoto selfie sebagai hal dangkal. Namun, pilihan background selfie yang tak biasa bisa menunjukkan makna lebih.

"Ketika orang-orang melihat foto tempat bencana, mereka sadar mereka ada di posisi yang lebih baik. Foto lokasi bencana akan mendapatkan tanda likes lebih banyak. Mungkin karena itu mengingatkan orang lain untuk bersyukur," tuturnya.

Saat ditanya kepantasan ber-selfie di depan lokasi bencana atau mayat, Solihat menjawab, "Tergantung dari niatnya. Jika ber-selfie untuk pamer, jangan. Tapi kalau untuk berbagi kesedihan dengan orang lain, oke saja."

Sayangnya, dari berbagai gambar yang dijepret oleh jurnalis The Guardian, Jamie Fullerton, tak terlihat bahwa orang-orang ber-selfie sambil menunjukkan kesedihan mereka.

Pasalnya, Fullerton melaporkan, ada seorang wanita dengan pakaian mirip tentara justru menghabiskan waktu setengah jam mengarungi tengah lapangan yang banjir agar bisa berfoto selfie dengan sebuah mobil SUV yang sudah rusak.

Sementara itu, pemilik mobil SUV yang mobilnya rusak, Bahrudin, mengaku kecewa dengan para pecinta selfie yang jauh-jauh datang ke desanya. Pria yang jadi ketua petani lokal ini berdiri di kubangan air dengan boot-nya. Ia mengaku kecewa saat ditanya bagaimana perasaannya melihat lokasi bencana jadi populer di media sosial.

Sementara, seorang gadis 18 tahun dari Jawa Tengah, Valentina Anastasia, mengaku tidak kecewa harus datang jauh-jauh dari Jakarta berkendara dengan mobil selama tiga jam.

"Saya ingin melihat lokasi bencana, kerusakannya, dan orang-orang yang terdampak," katanya kepada The Guardian.

Saat ditanya berapa banyak foto selfie yang diambil, dia malah tersenyum.

"Banyak. Untuk media sosial dan grup WhatsApp," katanya.

Dia pun kemudian mengambil banyak foto selfie dengan smartphone-nya dengan latar orang-orang sedang evakuasi kendaraan rusak di belakangnya.

Aksi para turis bencana alam dadakan ini jadi sorotan The Guardian. Media Inggris itu menulis dengan judul cukup menohok yakni, 'Destruction gets more Likes: Indonesia's selfie-seekers'.

3 dari 3 halaman

Cara selfie yang santun

Saat ini selfie memang merupakan hal yang lumrah terjadi. Mengunggah foto di media sosial dengan berbagai latar demi mendulang tanda likes kini jadi hal yang wajar dilakukan. Namun, bagiamana jika sejumlah orang justru memanfaatkan lokasi bencana tsunami di Banten sebagai tempat untuk berfoto selfie? Atas nama eksistensi di dunia maya, ironisnya banyak orang yang memanfaatkan lokasi bencana untuk berfoto selfie demi mendulang likes.

Misalnya kawasan terdampak tsunami di Carita yang kini menjadi lokasi ajang selfie. Hari libur Natal lalu dimanfaatkan segelintir warga luar Anyer dan Carita untuk menyaksikan langsung kawasan yang terdampak tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12) lalu.

Saking hobinya berselfie mereka seakan lupa bahwa momen yang mereka tangkap adalah kejadian bencana alam dimana banyak korban jiwa berjatuhan. Gaya selfie yang terkesan bahagia, dengan senyum menyeringai di situasi yang kurang tepat membuat setiap pasang mata yang melihatnya seakan miris.

Padahal dua tahun yang lalu, tepatnya pada 25 September 2016 Badan SAR Nasional (Basarnas) juga pernah mengimbau masyarakat untuk tidak hanya berfoto atau selfie di lokasi bencana karena memberi kesan tidak menghargai warga yang sedang dilanda musibah. Kala itu banyak orang mendatangi lokasi bencana banjir bandang Kabupaten Garut, Jawa Barat, untuk foto selfie.

Meski terkesan sepele, dalam berselfie sebenarnya ada beberapa aturan dasar yang patut diketahui lho. Nah, berikut ini beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai cara selfie yang santun, sebagaimana dikutip Liputan6.com dari Make Use Of.

1. Hindari selfie yang menantang bahaya

Lokasi foto memang merupakan hal yang krusial saat selfie. Namun, banyak orang seringkali malah memilih area yang berbahaya sebagai tempat yang pas untuk berfoto.

Misalnya saja yang sudah pernah kejadian adalah ingin selfie di rel kereta, tapi malah tersambar kereta, atau juga selfie di area ketinggian yang mengakibatkan kecelakaan fatal hingga kematian.

2. Jangan selfie di tempat yang tidak seharusnya

Lazimnya orang-orang berelfie di tempat-tempat liburan yang indah. Tapi ternyata tak sedikit pula yang berfoto dengan latar belakang lokasi yang tidak seharusnya hanya demi mendulang banyak likes.

Misalnya saja berfoto di lokasi bencana seperti kebakaran, lokasi terjadinya musibah seperti banjir, gempa bumi dan bencana alam lainnya. Selain lokasi bencana, beberapa tempat yang sebaiknya dihindari saat berselfie adalah bioskop saat film diputar, hingga sebuah lokasi wisata seperti museum yang terlarang untuk berfoto.

Nah, sebaiknya pecinta selfie bisa menghindari tempat-tempat yang disebutkan diatas termasuk lokasi tsunami Banten karena memberi kesan negatif. Toh, masih banyak tempat yang bisa membuat hasil selfie jadi lebih menarik, bukan?

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.