Sukses

Makna Filosofis Busana Adat Bali dan Ragam Kebaya Cantik

Busana adat Bali, termasuk kebaya, tak hanya memiliki beragam tampilan cantik namun terdapat makna filosifis di baliknya.

Liputan6.com, Jakarta - Busana adat Bali kerap digunakan dalam berbagai kesempatan mulai dari upacara keagamaan, pernikahan, hingga sebuah perayaan. Perlu diketahui terdapat makna filosofis di balik busana adat Bali.

Melansir dari bali.kemenag.go.id, Rabu (26/12//2018), sebut saja pakem busana adat Bali meliputi penggunaan kamen atau kain dengan posisi tepat di mata kaki, pemakaian kebaya dengan model depan tertutup dan motif rapat.

Kemudian, pemakaian saput dengan ujung menghadap ke bawah dan menyentuh tanah (anyotot pertiwi). Tidak ketinggalan, penggunanaan destar dengan ujung mengarah ke atas.

Di sisi lain, tren fashion juga turut memberi pengaruhi yang cukup kuat dalam perkembangan pada kebaya Bali khususnya. Ada beragam jenis kebaya dengan karakteristik yang dapat disesuaikan keinginan.

"Kebaya Bali bahan-bahannya ada brokat, kain sari, bordir, kerawang semi dan full, prancis semi dan full, sofia yang bahannya stretch atau elastis," jelas Ni Wayan Tagel, pemilik toko kebaya di Pasar Tegalalang, Gianyar, Bali kepada Liputan6.com, Rabu (26/12/2018).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beda Warna, Beda Fungsi

Kebaya prancis menjadi salah satu favorit bagi mereka yang mengutamakan kualitas dan kenyamanan. Tidak heran, kebaya ini dibanderol dengan harga cukup mahal tetapi memiliki bahan yang bagus.

"Kebaya prancis semi harganya Rp 300 ribu-an, kalau yang full prancis Rp 1,2 juta. Kainnya halus, lembut, dan mengikuti badan," tambah Tagel.

Mengingat kualitas yang apik, kebaya prancis membutuhkan perawatan yang cukup ekstra. Salah satunya dari segi penyucian.

"Mencuci kebaya prancis lebih baik memakai shampo dan proses pengeringannya dengan digantung tetapi jangan kena matahari. Kalau kena matahari warnanya bisa pudar dan kainnya mengkerut," kata Tagel.

Sementara itu, di tengah tren yang berkembang dan tanpa mengabaikan tata cara penggunaan pakaian adat, perlu diketahui pula perihal warna kebaya yang dipakai dalam momen-momen tertentu.

"Kebaya warna putih dan kuning dapat digunakan saat sembahyang. Warna-warna cerah bisa dipakai saata datang ke resepsi atau kondangan. Sedangkan warna gelap seperti hitam, cokelat, dan biru bisa dipakai ke pemakaman," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.