Sukses

6 Tradisi Perayaan Maulid Nabi dari Nusantara

Dalam rangka kelahiran Nabi Muhammad SAW, enam daerah memiliki tradisi khas untuk menyambut Maulid Nabi.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun, umat Islam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dalam istilah Islam kerap disebut Maulid Nabi SAW. Cara mereka dalam merayakan Maulid pun berbeda-beda dan punya keunikan tersendiri.

Lantas, seperti apa kemeriahan perayaan Maulid Nabi di berbagai daerah di Tanah Air? Yuk, simak rangkuman Liputan6.com berikut ini.

1. Kediri, Jawa Timur

Dalam rangka perayaan Maulid Nabi, hampir ratusan anak kota Kediri, berebut uang receh. Tradisi ini selalu dilakukan, baik pada orang dewasa maupun anak-anak.

Rebutan koin logam ini merupakan bentuk sukacita warga Kediri atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tradisi ini dilakukan di sebuah Masjid Wakaf, Kelurahan Jamsaren, Kota Kediri, Jawa Timur.

2. Mojokerto, Jawa Timur

Hari besar ini selalu dimeriahkan oleh warga Mojokerto, Jawa Timur, yang terlihat dari antusiasme ribuan warga setiap tahunnya, dalam menggelar tradisi Gerebeg Keres. Berbeda dengan tradisi di Kediri, tradisi di Mojokerto ini ribuan warga berebut hasil bumi dan produk asli desa setempat yang digantung dari ujung dahan paling tinggi, sampai pangkal pohon kersen.

Hasil bumi dan produk asli desa setempat tersebut di antaranya adalah buah kelapa, nanas, terong. Tidak ketinggalan, sandal, dan sepatu hasil kerajinan warga.

3. Madiun, Jawa Timur

Tradisi yang satu ini, diawali dengan kirab Gunungan Jaler atau laki-laki dan Estri atau perempuan, yang telah disediakan oleh panitia acara dengan mempersiapkan rute Masjid Kuno Taman di Kecamatan Taman menuju Masjid Besar Kota Madiun.

Tradisi Maulid Nabi ini disebut tradisi Garebek Maulud, di mana ribuan warga berkumpul sejak pagi untuk berebut berkah yang dilambangkan oleh dua gunungan tersebut. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan Madiun berselawat melalui parade seribu rebana, doa bersama, dan ditutup dengan kirab gunungan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4. Gorontalo

Peringatan Maulid Nabi di Gorontalo dilakukan dengan tradisi walima, tradisi tua semasa kerajaan-kerajaan Islam masih ada di abad ke-17, yang dilaksanakan turun-temurun antar generasi. Walima adalah tradisi lama yang hingga kini masih terpelihara dengan baik.

Masyarakat Muslim melakukan rutinitasnya dengan menyiapkan kue-kue tradisional, seperti kolombengi, curuti, bulu deli, wapili, dan pisangi yang disusun rapih dan dihias. Setelah itu, akan diarak dengan mobil yang konon, mampu menarik perhatian ribuan warga yang memadati tepi jalan untuk diarahkan, dan berkumpul serta menunggunya di masjid.

5. Majene, Sulawesi Barat

Ritual turun-temurun ini biasa dilakukan dengan beriringan sesuai fenomena alam. Tradisi yang dimulai sejak pagi hari itu di mulai dengan Mappatamma Mangaji atau khatam Quran.

Kemudian diarak keliling wilayah setempat menggunakan kuda yang mampu menari dan mengikuti iringan musik tabuhan rebana atau disebut dengan "Sayyang Pattu'du". Tidak hanya itu, ada pula prosesi pencucian benda pusaka yang dilakukan oleh tokoh adat setempat bersama Bupati dan Wakil Bupati Majene.

6. Solo, Jawa Tengah

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dirayakan warga Kota Solo, Jawa Tengah, dengan cara tersendiri, salah satunya dengan tradisi Sekaten. Sekaten diiringi dengan suara gamelan di Masjid Agung, Solo, Jawa Tengah.

Prosesi Miyos Gongso berebut janur, dan memakan sirih pun menjadi daya tarik bagi para pelancong Kota Solo. Selain itu, juga terdengar lantunan pukulan gamelan yang syahdu, di mana sudah menjadi ciri khas Keraton Surakarta. (Mariany)

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.