Sukses

Kampung Onsen, Tangga Batu Bulat, dan Jalan Suci Pertapa Buddha di Kumano Kodo

Kumano Kodo tak setenar Gunung Fuji, tapi keduanya sama-sama diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Di dalamnya terdapat kampung onsen yang berusia lebih dari 1.800 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Walau tak sepopuler Gunung Fuji, Kumano Kodo juga diakui sebagai warisan dunia UNESCO. Lokasi ini dianggap sebagai situs suci yang berkaitan dengan pemujaan alam sejak zaman purba.

Dilansir laman tb-kumano.jp, Senin, 8 Oktober 2018, Kumano dijadikan tempat latihan bertapa oleh umat Buddha ketika datang ke Jepang sekitar abad ke-6. Kesucian tempat itu terus dijaga para umat Buddha hingga abad ke-10.

Seiring melemahnya kekuatan umat Buddha, Raja mengambil alih pengelolaan tempat ini pada abad 11. Dari waktu itu hingga abad ke-13, keluarga kerajaan bahkan lebih dari 100 kali berziarah ke tempat itu.

Perjalanan keluarga kerajaan berdampak pada pembangunan sejumlah kuil dan fasilitas akomodasi. Organisasi yang mengatur masuk-keluarnya rombongan pun dibentuk, apalagi pengunjung yang singgah juga berasal dari luar Jepang.

Para biksu Kumano bergerak aktif selama abad 16 hingga 18 menyebarkan kepercayaan Kumano di seluruh Jepang. Pengelolaan tempat suci itu kemudian beralih pada kelas Samurai. Pada masa itu, pedagang dan masyarakat kota yang berpenghasilan tinggi mulai ikut mengunjungi Kumano.

Sejumlah fasilitas, terutama jalan dan sarana pendukung seperti penginapan, dibangun secara aktif. Pembangunan demi pembangunan ini membuat kunjungan ke Kumano Kodo ikut meningkat.

Namun, pemerintahan baru mengubah situasi damai tersebut. Seiring wacana pemisahan negara dan agama, ribuan kuil dihancurkan. Tak terkecuali patung dan objek yang berkaitan dengan pernyataan itu dihilangkan dari Kumano Hongu Taisha.

Menginjak akhir 1990-an, sejumlah orang kembali menelusuri jalan suci kuno di Kumano Kodo. Pada 2004, UNESCO memasukkan wilayah itu sebagai warisan dunia dengan sebutan kawasan suci dan rute ziarah di Pengunungan Kii.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

7 Rute Ziarah

Special Advisor Wakayama, Ichiro Takase, saat ditemui Liputan6.com, Sabtu, 6 September 2018, menjelaskan, Kumano Kodo merupakan tempat yang tepat jika Anda hendak menjelajah alam Jepang. Kondisinya tidak terlalu ramai. Sangat pas bagi Anda yang memimpikan kehidupan pedesaan dan jauh dari hiruk-pikuk modernitas.

Kumano Kodo memiliki tujuh rute dengan tingkat kesukaran berbeda-beda. Jalan tersebut akan membawa Anda berziarah ke tempat suci kuno seperti, Hongu Taisha, Nachi Taisha dan Hayamata Taisha.

Nakahechi jadi salah satu rute favorit yang mudah diakses, mengingat ketersediaan berbagai akomodasi seperti rest area. Rute perjalanan ini dapat Anda nikmati sepanjang tahun karena daerah ini tidak banyak turun salju.

Jika ingin mendaki jalan Kumano Kodo, Anda disarankan untuk selalu membawa jas hujan dan sepatu dengan permukaan yang kasar. Tidak tertinggal pula, persediaan air minum, dan topi, serta handuk kecil.

Selain itu, ada pula rute Akagi-goe yang tersambung dengan Yunomino Onsen, pemandian air panas berusia lebih dari 1.800 tahun. Ada pula Funatama-jinja alias kuil Funatama yang berada di rute utara Nakahechi. Rute ini cukup melelahkan karena jalannya naik-turun bukit.

Selain rute itu, ada juga Daimon-zaka, di mana rute ini berupa tangga batu bulat yang menjadi jalan dari dasar bukit menuju Kumano Nachi Taisha, Seiganto-ji, dan air terjun Nachi. Setidaknya terdapat 267 anak tangga sepanjang 600 meter yang diakhiri Meitosugi alias pohon cedar suami-istri di ujung tangga. Lokasi itu sering menjadi latar sejumlah foto indah. (Mariany)

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.