Sukses

Malindo Air Dekatkan Wisatawan Malaysia ke Danau Toba

Mendarat di HUT RI, Malindo Air dekatkan wisatawan Malaysia ke Danau Toba.

Liputan6.com, Silangit Danau Toba sebentar lagi akan mulai kedatangan lebih banyak wisatawan Malaysia. Pasalnya, maskapai Malindo Air kini melayani penerbangan langsung dari Bandara Sultan Abdul Aziz Shah, Subang, Malaysia ke Bandara Silangit, Medan, Indonesia. Penerbangan perdana rute tersebut rencananya akan dilakukan pada 17 Agustus 2018 atau bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-73.

Direktur Utama Otorita Danau Toba (BPODT), Ari Prasetyo, pun menyambut baik penerbangan tersebut. Menurutnya, penerbangan langsung internasional dapat menjadi elemen vital bagi destinasi Danau Toba.

“Penerbangan internasional reguler, apalagi direct flight seperti ini, sangat penting bagi Danau Toba. Poros regional Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura merupakan market yang potensial,” ujarnya, Rabu (15/8/2018).

Menurut Ari, penerbangan langsung yang dilakukan Malindo akan memudahkan mobilitas wisatawan.

“Wisatawan sekarang bisa menikmati kemudahan akses, atraksi budaya lokal, dan amenitas yang ada di destinasi Danau Toba lebih maksimal lagi,” ucapnya.

Di rute tersebut, Malindo Air memiliki frekuensi penerbangan empat kali sepekan. Untuk rute Subang-Silangit, jadwalnya Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu pukul 13.45 waktu setempat. Rute ini memakai nomor penerbangan OD 360 dan dijual dengan harga sekitar RM 189.

Pada hari yang sama, rute Silangit-Subang dilayani setiap pukul 14.50 WIB menggunakan nomor penerbangan OD 361. Tiketnya dijual seharga Rp 549 ribu. Pemesanan tiket bisa dilakukan secara online melalui www.malindoair.com.

 

Rute tersebut akan dilayani pesawat ATR72-600 dengan lama penerbangan sekitar 90 menit. Kapasitas yang tersedia sebanyak 72 seats. Dalam setiap penerbangan, wisatawan akan mendapatkan makanan plus beragam hiburan.

“Keberangkatan dari Subang ke Danau Toba akan memberikan banyak keuntungan utama. Penumpang akan menikmati akses kemudahan dan pengalaman perjalanan luar biasa. Mereka juga mendapat ekstra bagasi 15 kg secara (gratis). Hal ini tentu menjadi nilai lebih dan efisien dalam pembiayaan wisatawan,” kata CEO Malindo Air, Chandran Rama Muthy.

Malindo Air pun optimistis bisa menghadirkan banyak wisatawan ke destinasi Danau Toba. Sebab, posisi Bandara Subang Skypark strategis dengan banyak rute internasional yang terhubung ke berbagai negara. Dengan potensi besar seperti itu, rute Subang-Silangit diprediksi akan padat.

“Secara prinsip kami gembira bisa memperkenalkan kota ketiga ini. Rute Subang-Silangit ini menjadi upaya berkelanjutan untuk perluasan rute Malindo Air di Sumatera Utara. Hal ini menjadi sinergi bagus Malindo dengan Badan Pariwisata Indonesia untuk branding ekowisata. Sebelum Silangit, kami sudah menghubungkan Pekanbaru dan Batam,” ujar Chandran.

Bagi Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Sumarni, hadirnya penerbangan tersebut menjadi momentum penting.

“Penerbangan perdana Malindo Air pada 17 Agustus, menjadi momen penting. Turun di Silangit, wisatawan bisa langsung menikmati beragam keindahan alam di Kawasan Danau Toba. Kami gembira dan yakin jumlah wisatawan akan terus naik,” ucapnya.

Mengacu data Angkasa Pura II, Bandara Silangit dilalui 282.240 orang sepanjang 2017. Jumlah ini melampaui target 250.000 orang.

Tren positif terus berlanjut pada 2018. Hingga akhir Maret, jumlah pergerakan penumpang mencapai 100.311 orang. Jumlah itu tumbuh 61,5 persen dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya. Pada tiga bulan pertama 2017, jumlah kunjungan hanya 62.246 orang.

Naiknya jumlah penumpang berbanding lurus dengan frekuensi pergerakan pesawat. Hingga Maret 2018, pergerakan pesawat di Bandara Silangit mencapai 1.242. Jumlah ini naik 846 pergerakan pesawat pada periode sama pada 2017.

“Kenaikan wisatawan akan memberikan dampak positif lebih luas. Perekonomian akan bergerak. Ujungnya kesejahteraan masyarakat akan naik,” kata Sumarni.

Di tempat terpisah, Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan bahwa aksesibilitas merupakan hal vital dan mendesak dalam pariwisata. Sehebat apapun branding hanya akan menjadi bottleneck, apabila tidak diberikan akses langsung menuju Indonesia.

“Karena itu, syarat pengembangan destinasi 3A harus pasti, yaitu, atraksi, akses, dan amenitas. Nah, akses itu 75% wisman masuk ke Indonesia melalui jembatan udara. Sisanya via penyeberangan dan crossborder. Kita semua harus pastikan aksesnya cukup. Terima kasih kepada semua maskapai yang mendukung akses destinasi-destinasi kami," ujarnya.

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.