Sukses

Kesepakatan Para Pakar Gizi dari Polemik Susu Kental Manis

Belajar dari polemik susu kental manis, para pakar gizi menghasilkan kesepakatan ini

Liputan6.com, Jakarta Polemik susu kental manis masih menjadi perhatian para akademisi dan peneliti gizi dari berbagai perguruan tinggi. Para pakar gizi berkumpul dalam seminar sehari berjudul "Literasi Gizi: Belajar dari Polemik Kasus Susu Kental Manis" yang diadakan Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia di Universites Indonesia akhir pekan lalu.

Para pakar gizi pun sepakat jika susu kental manis merupakan produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula yang mencapai tingkat kepekatan tertentu. Berikut fakta-faktnya dari beberan para narasumber.

 

Baca juga:

 

Gula cegah kerusakan produk

"Susu kental manis merupakan hasil rekonstitusi susu bubuk dengan penambahan gula, dengan atau tanpa penambahan bahan lain. Gula berfungsi untuk mencegah kerusakan produk. Produk susu kental manis lantas dipasteurisasi dan dikemas kedap," ujar Guru Besar IPB Prof. Dr. Ir. Ahmad Sulaeman, MS. 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fakta Susu Kental Manis

 

Susu kental manis punya kandungan energi yang diperlukan

Segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan tidak baik, seperti susu kental manis. Seperti diatur dalam Perka BPOM 21/2016 tentang Kategori Pangan dan Standar Nasional Indonesia Nomor 2971: 2011. 

Dalam aturan tersebut kombinasi gula dan lemak pada produk ini adalah 51-56 persen dengan kandungan gula 43-48 persen. Susu kental manis sebagai minuman harus dicampur dengan air, sehingga setelah dilarutkan sesuai saran penyajian, kandungan susu kental manis memiliki kadar lemak susu tidak kurang dari 3,5 gr, total padatan

 

Baca juga:

 

“Susu kental manis tidak masalah dikonsumsi secara proporsional. Tapi kalau sudah berlebih, apapun juga tidak boleh," ujar Pakar gizi sekaligus Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia (PKGK UI) Ir. Ahmad Syafiq M.Sc., Ph.D.

Ia menambahkan jika tak ada makanan atau minuman tunggal yang mampu memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Namun, perlu diingat susu kental manis tidak cocok untuk bayi (0-12 bulan) dan bukan menggantikan ASI.

3 dari 3 halaman

Susu Kental Manis dari Sisi Budaya dan Sejarah

Susu kental manis punya 2 karakteristik dasar

Susu kental manis punya dua karakteristik dasar, yang punya kadar lemak susu tidak kurang dari 8 persen serta kadar protein tidak kurang dari 6,5 persen (plain). Namun, sejumlah data tidak resmi yang beredar menyebutkan kandungan gula dan lemak di susu kental manis lebih dari 80 persen di mana kandungan gula melampaui 60 persen. Data tersebut memunculkan persepsi sehingga berpotensi menimbulkan polemik.

"Tambahan gula atau added sugar dalam susu kental manis bila disajikan sesuai takaran 14 gram dalam satu gelas tidak masalah. Susu kental manis juga tidak bisa disamakan dengan minuman manis atau air tajin yang sering diberikan ke anak," imbuh Anggota Dewan Pengurus Pusat Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI) Dr. Marudut Sitompul MPS.

Susu kental manis juga tidak terbukti menimbulkan diabetes dan obesitas. Hingga kini tidak ada bukti ilmiah yang ditemukan. WHO menemukan kegemukan dan obesitas yang banyak ditemukan karena kelebihan total asupan energi dan kurangnya aktivitas fisik.

 

Baca juga:

  • Susu Kental Manis Frisian Flag Gold Lezatkan Sarapan Harian
  • Fakta Susu Kental Manis yang Sering Jadi Menu Sarapan Sehat
  • 5 Kreasi Susu Kental Manis Frisian Flag untuk Sarapan Pagi

 

Susu kental manis dari sisi budaya dan sejarah

Susu kental manis menjadi bagian tidak terpisahkan dari berbagai jenis makanan dan minuman di Indonesia sejak zaman dahulu. Berbagai produk makanan lokal juga menggunakan susu kental manis dalam resepnya.

"Dari sudut pandang sosial, keberadaan susu kental manis sampai saat ini masih menjadi pilihan keluarga bagi kebutuhan konsumsi susu di kalangan masyarakat," tambah Ketua PERGIZI Pangan Prof.Dr. Ir. Hardinsyah, MS.

Menyikapi polemik terkait susu kental manis, semua pakar gizi ini sepakat jika pemerintah dan masyarakat harus terus meningkatkan upaya peningkatan literasi gizi. Serta terus melaksanakan upaya menyusun kebijakan berbasis evidens.

 

Baca juga:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini