Sukses

Brigade Orgil, Saat Batasan Orang Gila dan Waras Menjadi Tipis

Di tengah kegilaan, bukankah orang gila tidak tampak gila? Pesan ini yang dibawa sutradara dan penulis naskah Agus Noor.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia Kita mempersembahkan lakon terbarunya yang berjudul Brigade Orgil. Pementasan teater yang digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, 10 dan 11 Agustus 2018 kemarin mendapat sambutan hangat dari penonton. Di tengah hiruk-pikuk dunia perpolitikan tanah air, menertawakan diri sendiri lewat menonton teater menjadi obat mujarab untuk sekadar mengendurkan otot-otot yang kaku.

Brigade Orgil merupakan kisah yang menceritakan sebuah negeri bernama Negeri Gilabeh. Di negeri tersebut muncul wabah aneh yang mencemaskan penduduknya. Semua orang mengalami kegilaan yang serupa, lalu mereka teringat sebuah ramalan yang mengatakan, pada suatu hari negeri ini akan datang wabah aneh yang membuat semua orang kehilangan kewarasan. Dan itu benar-benar terjadi hari ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pesan Sutradara Agus Noor

Wabah kegilaan ini memuncak saat tidak ada orang pun yang ingin menjadi pemimpin di negeri ini. Kotak kosong menang, lalu dengan siasat yang rapi, seorang misterius ditetapkan sebagai pemimpin, yang baru diketahui belakangan bahwa pemimpin ini adalah orang yang benar-benar gila dan kabur dari rumah sakit.

Di tengah orang-orang gila, bukankah orang waras adalah orang gila itu sendiri, dengan kata lain di tengah kegilaan, bukankah orang gila tidak tampak gila? Mungkin pesan ini yang dibawa sutradara dan penulis naskah Agus Noor.

Lewat parodi ini penonton diajak untuk punya kesadaran lebih akan persoalan-persoalan sosial politik tanah air yang terjadi belakangan ini. Dengan mengusung budaya pop, pementasan parodi ini menjadi tampak menarik, memunculkan sebuah cara unik yang memperlihatkan kreativitas sebuah zaman. Budaya Pop pada akhirnya mampu mengemas sbuah ide menjadi lebih populer dan dapat diterima berbagai kalangan.

 

3 dari 3 halaman

Kolaborasi Mahasiswa IKJ

Inilah yang menjadi pembeda pementasan Indonesia Kita sebelumnya. Pada produksi ke-29 Indonesia Kita ini, ada kolaborasi unik dari mahasiswa Institut Kesenian Jakarta.  

Butet Kertaredjasa mengatakan, ajakan berproses bersama Fakultas Seni Pertunjukkan Institut Kesenian Jakarta merupakan sebuah kehormatan. Kolaborasi ini bisa menjadikan panggung Indonesia Kita sebagai laboratorium kreatif, tempat berkumpulnya orang-orang hebat di bidang seni.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.