Sukses

Kisah Sukses Para Perempuan Penembus Batas

Kapten Monika Anggreini dari AirAsia Indonesia dan General Manager Grand Mercure Jakarta Harmoni Rulvastina Randy berbagi kisah mencapai puncak kariernya

Liputan6.com, Jakarta Kata siapa perempuan tidak bisa berkarier secara maksimal dan menempati puncak kepemimpinan? Mengambil momen semangat kemerdekaan ke-73 RI, program Woman at Accor Generation atau WAAG yang digelar AccorHotels menyemangati sesama perempuan dengan seminar bertajuk "Peran Juang Perempuan Menembus Batas".

Acara yang digelar di Mercure Cikini, Rabu (8/8/2018) menghadirkan pilot wanita pertama AirAsia Indonesia, Kapten Monika Anggreini, dan General Manager Grand Mercure Harmoni Jakarta Rulvastina Randy. Keduanya adalah contoh nyata perempuan yang dikategorikan mencapai karier maksimal dalam bidangnya masing-masing.

Dengan perjuangan dan kisahnya masing-masing, Monika berhasil menempati posisi tertinggi dalam penerbangan sebagai kapten pilot. Sementara Tina, sapaan akrab Rulvastina, menduduki jabatan top hotelier. Keduanya pun berbagi panggung untuk berbagi kisah suksesnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kapten Monika yang Terbiasa dengan Kegagalan

Sebelum masuk ke sesi sharing, acara diawali dengan menyanyikan lagu "Indonesia Raya". Sekitar 150 undangan dan karyawan perempuan AccorHotels pun bernyanyi dengan semangat. Dilanjutkan dengan pembacaan puisi dari Marketing Communication Manager Aloysia Sekar tentang kelembutan sekaligus kekuatan perempuan yang menggetarkan. 

Setelah mulai terbakar semangat, Kapten Monika pun memegang kendali acara dengan menceritakan perjuangan kariernya. Perempuan berambut pendek itu tak malu berbagi cerita tentang kegagalan dan sulitnya meraih mimpi sebagai pilot 

Banyak perjuangan dan pengorbanan yang harus dibayar sebagai harga sebuah kesuksesan. Mulai dari sulitnya melamar pekerjaan, kesulitan biaya karena krisis ekonomi, sampai berkali-kali tidak lulus tes pilot, dan masih banyak lagi.

Seluruh ujian tersebut membuatnya sempat berpaling mengadu nasib ke jalur yang berbeda yakni mengambil kuliah di jurusan Ekonomi Akuntansi, Universitas Trisakti. Namun, garis tangan yang telah terpatri tidak dapat dielakkan. Ia segera banting setir dan kembali bangkit untuk mengejar mimpinya menjadi seorang pilot.

"Butuh waktu 8 tahun buat saya jadi seorang pilot. Mungkin di luar sana banyak orang yang bisa mendapatkan pencapaian tersebut dengan lebih cepat. Tapi itu tidak saya jadikan kelemahan, karena jadi lebih tahu kekuatan yang saya punya," lanjutnya. 

3 dari 3 halaman

Tak Pernah Mimpi Kerja di Hotel

Setelah menyimak perjuangan Kapten Monika, para peserta dibangkitkan lagi semangat dan motivasinya dengan cerita dari Ibu Tina. Ia juga membagi pengalamannya sebagai salah satu perempuan yang sukses menggapai karier.

Sebelumnya, ia juga pernah menjadi flight attendant serta analis di bank, sebelum akhirnya bekerja di industri perhotelan. Kala itu, bekerja di hotel bukanlah profesi bergengsi, apalagi untuk berkarier. Namun, ia ingin membuktikan pada keluarganya jika bisa menjadi sukses dalam pilihan yang berbeda.

"Saya sampai bikin perjanjian sebelum nikah dengan suami, bahwa dia tidak akan melarang saya bekerja. Karena mau buktiin sama keluarga, saya bisa sukses dengan pekerjaan pilihan ini," sambung Ibu Tina yang tampil fresh dengan blazer pink. 

Di sela-sela kesibukannya sebagai manajer hotel, ia tetap melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu rumah tangga. Hal ini merupakan salah satu contoh bagaimana perempuan dapat  berperan lebih dan menembus segala batasan. 

"Selalu cintai pekerjaan yang kita lakukan dan jangan melakukan sesuatu secara terpaksa." pungkasnya penuh semangat. (Kiki Novilia)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.