Sukses

Intip 3 Perubahan Patung Raksasa Garuda Wisnu Kencana

Berikut tiga perubahan patung Garuda Wisnu Kencana dari rencana awal hingga selesai selama 28 tahun.

Liputan6.com, Jakarta Proses pembuatan patung raksasa Garuda Wisnu Kencana akhirnya selesai. Setelah menghabiskan waktu selama 28 tahun, patung merupakan kebanggaan masyarakat Indonesia ini akan segera diresmikan.

Dari awal gagasan pembuatan Patung Garuda Wisnu Kencana dilontarkan, banyak perubahan-perubahan hingga akhirnya menjadi patung raksasa setinggi 121 meter diatas permukaan tanah.

Bagi Anda yang penasaran dengan patung raksasa terbesar di dunia yang ada di tanah air ini, berikut 3 perubahan yang terjadi dari rencana awal pembangunan Garuda Wisnu Kencana berdasarkan hasil wawancara Liputan6.com bersama Joana Arcana Public Relation PT.SNN via telepon, Jumat (3/8/2018).

1. Lokasi

Pada gagasan awal dari Joop Ave Direktur Jenderal Pariwisata 1982 - 1988 dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi 1993 - 1998 yang akan membuat landmark budaya dan pariwisata, akan dibuat sebuah patung berlokasi bandara Ngurah Rai Bali. Hal ini dilakukan agar pengunjung lokal dan internasional dapat melihat simbol nusantara berkelas internasional.

Namun setelah melalui proses diskusi dan pembangunan selama 28 tahun ini, memutuskan untuk membuat Garuda Wisnu Kencana di kawasan dengan tanah yang lebih luas. Ketimbang sekadar menghias bandar udara, ide yang muncul adalah untuk membuat satu penanda kebudayaan baru yang menjadi pusat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tinggi patung

2. Tinggi patung

Pada awalnya patung yang akan dibuat hanya setinggi 5 meter di bandar udara Ngurah Rai, Bali. Namun, setelah 28 tahun terjadi perubahan-perubahan dari diskusi menjadi sebuah patung raksasa Garuda Wisnu Kencana yang menjadi salah satu patung terbesar di dunia.

Patung setinggi 121 meter di atas permukaan tanah dan 271 di atas permukaan laut ini memberikan simbol budaya pada siapapun yang melihatnya. GWK menggambarkan Indonesia secara keseluruhan mulai dari identitas Bali, Indonesia, dan orang-orang di dalamnya.

 

3 dari 3 halaman

Berbentuk kompleks

3. Berbentuk kompleks

GWK tidak hanya menjadi patung dan monumen yang dikunjungi orang karena nilai simbolisnya seperti rencana awal. Melainkan kini juga dirancang dalam satu kompleks dan program yang menyeluruh. GWK ditopang dengan berbagai fasilitas pariwisata, pusat budaya, taman, balai pertemuan, restoran, hotel, area parkir yang dapat diakses banyak orang pada setiap waktu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.