Sukses

Apa Penyebab Hubungan Cinta Jangka Panjang Berakhir Begitu Saja?

Simak di sini apa sebenarnya penyebab berakhirnya sebuah hubungan cinta jangka panjang, penasaran?

Liputan6.com, Jakarta Patah hati adalah hal yang rumit, sama halnya seperti cinta. Ketika jatuh cinta, Anda terkadang merasa seperti memiliki segala hal, namun juga merasa kehilangan dengan cepat.

Ya, perasaan bisa berubah sewaktu-waktu, tanpa Anda sadari. Sekarang Anda mungkin sedang merasa perasaan cinta untuk pasangan tidak sekuat dulu, benar?

Dilansir dari yourtango.com, Sabtu (14/4/2018), sebuah penelitian yang telah dilakukan selama 30 tahun oleh Dr. Fred Nour menyatakan bahwa jatuh cinta sebenarnya dirasakan di awal hubungan yang masih baru. Inilah mengapa banyak orang tidak menyadari perasaan cinta-nya sendiri, apakah itu bisa membawanya dalam hubungan jangka panjang atau tidak.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan hubungan cinta jangka panjang berakhir begitu saja

Penelitian ini diterbitkan dalam sebuah buku berjudul True Love: Love Explained by Science yang menjelaskan bahwa evolusi sebenarnya telah diprogram oleh otak untuk memutus pasokan hormon nafsu (testosteron dan estrogen) saat Anda mencapai titik di mana ide pernikahan muncul dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas, serta konkrit untuk memulai sebuah keluarga. Fase ini umumnya dikenal sebagai akhir dari bulan made, ketika Anda melihat pasangan dalam cara yang berbeda, mulai mengevaluasinya sebagai pasangan hidup dan orang tua.

Penelitian ini menunjukkan setiap fase cinta, mulai dari euforia awal hingga kemitraan seumur hidup memiliki tujuan evolusi yang mendasar. Pada beberapa titik penting sebuah hubungan, satu atau kedua belah pihak akan mengalami pengurangan bahan kimia dalam otak.

3 dari 3 halaman

Alasan hubungan cinta jangka panjang berakhir begitu saja

Ini adalah fungsi penting di mana seseorang akan mundur sementara dari nafsu dan romansa untuk secara objektif mempertimbangkan kecocokan pasangannya sebagai calon ayah atau ibu. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa otak telah diprogram untuk mematikan hormon monoamina, bahan kimia dopamin dan serotonin setelah dua hingga tiga tahun hubungan tersebut berlangsung.

Inilah mengapa hubungan yang telah berusia selama kurang lebih tujuh tahun akan mengalami kurangnya kegembiraan, kebosanan, dan kebencian. Jatuh cinta adalah kunci untuk menilai pasangan dan membuat hubungan tersebut terus berjalan dengan baik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.