Sukses

Uniknya Bengkel Kerajinan Seni Tradisional di Perayaan HIMAS

Ada hal unik dari perayaan Hari Internasional Masayarakat Adat Sedunia (HIMAS) di Museum Nasional yaitu Bengkel Kerajinan Seni Tradisional

Liputan6.com, Jakarta Ada hal yang unik dari perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia (HIMAS) kali ini.  Perayaan yang digelar di Museum Nasional, hari ini (8/8/2016) memperlihatkan proses pengerjaan benda-benda etnik dari beberapa daerah di Indonesia.

Salah satu yang menarik adalah Bengkel Kerja Seni Tradisional. Sebuah stan yang memperlihatkan cara pembuatan kerajinan tradisional seperti dari Toraja, Baduy, Dayak, dan Suku Sasak dari lombok.

Seorang perempuan suku Baduy sedang menenun kain, dalam perayaan Hari Internsional Masyarakat Adat Sedunia (8/8/2016)

Stan suku Baduy misalnya, memperlihatkan bagaimana pembuatan kain tenun khas suku yang terletak di Provinsi Banten tersebut. Seorang perempuan Baduy terlihat begitu teliti menenun kain dengan ukuran 1,5 meter dengan menggunakan alat tenun yang di bawa langsung dari desanya. Untuk pengerjaan kain dengan ukuran tersebut membutuhkan waktu selama 1 minggu.

Seorang pria asal toraja sedang membuat alat musik Karimbi dalam perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Seduania (8/8/2016)

Selain itu, terdapat pula bengkel kerja seni tradisional milik Suku Toraja. Mereka membuat langsung salah satu alat musik tradisional khas Toraja yang terbuat dari bilah bambu, yaitu karimbi. Alat musik tersebut dimainkan dengan cara diletakan di bibir lalu tali yang menggantung di sentak-sentak dan akan menghasilkan suara dari getarannya.

Berbeda dengan suku Baduy dan Toraja, suku Sasak dari Lombok memilih untuk memperlihatkan cara pembuatan permainan masayarakat, seperti gasing, engrang, dan hulahoop.

salah satu tas etnik khas suku Baduy yang terbuat dari kulit kayu.

Sementara itu, Suku Dayak Lundayeh memperlihatkan berbagai jenis hasil alam yang dari daerah mereka. Mulai dari obat-obatan tradisional, beras hitam, hingga baju dari kulit kayu Talun.

Salah satu yang cukup menarik adalah garam gunung. Berbeda dengan garam pada umumnya, garam yang satu ini terbuat dari sebuah mata air di pegunungan yang dimasak dan kemudian menghasilkan kristal garam. Belum cukup? Banyak produk kerajinan lain yang sudah jadi pun dapat Anda temukan. Seperti baju tradisional, tas, aksesori, dan masih banyak lagi. 

beberapa hasil alam dari suku lundayeh yang kaya akan manfaat

 

 

(Dearni Grasia)

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini