Sukses

Atraksi Polair Polda NTB Ramaikan Lebaran Topat

Sambil berpatroli, Polair Polair Polda NTB melakukan atraksi di atas speed boat.

Liputan6.com, Jakarta Untuk mengantisipasi kemacetan dan hal hal yang tidak diinginkan selama perayaan tradisi Lebaran Topat yang berlangsung sejak Jumat hingga hari Minggu mendatang. Kepolisian Daerah  (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengerahkan ribuan personil di beberapa tempat wisata yang ramai dikunjungi warga.

Pantauan Tim Liputan6.com, Jumat (24/7/2015), para personil kepolisian berjejer di sepanjang jalan utama menuju ke kawasan wisata Senggigi, sambil mengatur arus lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan. Sesekali polisi mengalihkan arus lalu lintas guna memberikan kelonggaran kepada para pengendara agar tidak berdesak-desakan.

Bahkan tak hanya itu, para personil polisi perairan juga ikut mengamankan tradisi Lebaran Topat  dengan cara berpatroli dan melakukan atraksi speed boat sambil memberikan himbauan kepada para pengunjung.

“Kami imbau kepada seluruh pengunjung untuk menjaga keluarga agar tidak berenang di tengah, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Begitu juga untuk para pengusaha perahu jukung yang mengangkut tumpangan, dimohon untuk tidak mengangkut penumpang melebihi kapasitas,” ujar Kepala Satuan Patroli Daerah (Kasatrolda) Ditpolair Polda NTB, Kompol Dewa Wijaya, menggunakan pengeras suara.

Lebih jauh Kompol Dewa menjelaskan, tujuan diadakan patroli sambil  beratraksi ini semata mata untuk menghibur sekaligus menyadarkan para pengunjung agar tidak kebablasan berekreasi hingga tidak menghiraukan keluarganya yang sedang berenang. Apalagi, saat ini gelombang laut Senggigi sangat tinggi dan tidak aman bagi pengunjung.

“Jangan sampai ada orang tua yang lalai dan membiarkan putra-putrinya bermain di laut saat gelombang tinggi. Itu sangat berbahaya. Untuk itu kami akan terus melakukan patroli dan memberikan himbauan demi keselamatan warga yang berkunjung,” pungkas dia.

Lebaran Topat merupakan tradisi perayaan lebaran yang kerap dilaksanakan seminggu setelah Idulfitri. Lebaran Topat ini hanya dirayakan oleh masyarakat suku sasak Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan telah menjadi tradisi turun temurun sejak ratusan tahun silam.

Menurut informasi yang dihimpun di lapangan, tradisi Lebaran Topat dirayakan setelah warga melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari. Tradisi ini dinamakan Lebaran Topat atau Lebaran Ketupat sebab saat perayaan berlangsung mayoritas warga berekreasi ke tempat wisata sambil membawa ketupat untuk disantap bersama keluarga. (Hans/Ibo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini