Sukses

Kenang Kisah Putri Mandalika Lewat Core Event Bau Nyale 2015

Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah gelar Core Event Bau Nyale 2015 tanggal 9-10 Februari 2015.

Liputan6.com, Lombok Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah akan menyelenggarakan event berskala nasional, Core Event Bau Nyale 2015, pada 9 - 10 Februari 2015.

Seperti yang dilansir dari Indonesia.Travel, Jumat (16/1/2015), acara pesta rakyat untuk mengenang kisah Putri Mandalika ini akan dilaksanakan di beberapa tempat, di antaranya adalah: Selong Belanak, Kute dan Pantai Aan, namun acara akan dipusatkan di panggung terbuka di Pantai Seger, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Tanggal acara sendiri ditentukan berdasarkan penanggalan Sasak dan hasil kesepakatan dari tokoh adat, Bupati Lombok Tengah dan pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) lainnya.

Beberapa kegiatan yang akan diselenggarakan saat Core Event Bau Nyale 2015 adalah: festival bau nyale itu sendiri, presean, balapan kuda, parade budaya dan masih banyak lagi. Bahkan, Pemkab berencana mengundang grup band Noah untuk memeriahkan acara tersebut.

Tradisi penyambutan bau nyale sudah dilakukan turun-temurun sejak ratusan tahun silam. Festival ini terus dilestarikan dan diharapkan semakin memotivasi kemajuan di sektor pariwisata.
Bau dalam bahasa Lombok berarti menangkap, sedangkan nyale adalah sejenis cacing laut muncul sekali dalam setahun di pantai selatan Pulau Lombok.

Nyale ditangkap pada 19-20 bulan kesepuluh dan kesebelas awal tahun Sasak yang ditandai dengan terbitnya Bintang Rowot. Menurut perhitungan suku Sasak, bulan kesatu dimulai pada 25 Mei dan umur setiap bulan dihitung 30 hari.

Konon nyale yang ditangkap itu diyakini sebagai jelmaan dari Putri Mandalika yang dalam cerita rakyat menceburkan diri ke Laut Selatan Pulau Lombok. Ia nekat melakukan itu karena kesulitan memilih satu dari tiga pangeran yang ingin menikahinya.

Upacara ini akan sangat meriah saat dimana masyarakat akan berkerumun menangkap nyale di sepanjang pantai. Pada malam sebelum festival berlangsung, biasanya masyarakat melakukan ritual sendiri di rumah mereka masing-masing. Beberapa ritual bau nyale adalah memotong ayam dan membuat ketupat.

Masyarakat setempat meyakini bahwa nyale berhubungan dengan kesejahteraan dan keselamatan. Nyale bisa menyuburkan tanah sehingga hasil panen memuaskan. Jika banyak cacing yang keluar dari laut, berarti pertanian mereka berhasil. Nyale yang sudah ditangkap di pantai biasanya akan ditaburkan di sawah, bahkan ada yang mengolahnya menjadi santapan dan obat kuat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini