Sukses

Singa Jadi Tren Baru Binatang Peliharaan di Yaman

Orang kaya di daerah Yaman, Timur Tengah memilih singa sebagai koleksi dan binatang peliharaan.

Liputan6.com, Yaman Memelihara binatang bagi sebagian orang sudah menjadi salah satu gaya hidup. Hal tersebut dapat pula dijadikan parameter atau identitas kekayaan dari si pemilik binatang peliharaan tersebut.

Umumnya orang akan memelihara binatang jinak, namun di Yaman, orang-orang kaya lebih memilih singa sebagai koleksi dan binatang peliharaan.

Hal tersebutlah yang melatarbelakangi Hassan Bari, pemuda asal Tihama, Yaman untuk beternak hewan buas tersebut, seperti yang dilansir dari Theguardian, Selasa (20/5/2014).

Meskipun dinilai sulit untuk dilakukan, Hassan sukses beternak singa. Meningkatnya tren dan permintaan orang kaya di Yaman yang menjadikan singa sebagai binatang peliharaan dan koleksi dilihat oleh Hassan sekitar 4 tahun lalu. Hassan mengaku pembelinya kebanyakan berasal dari Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Hassan yang jeli melihat peluang tersebut, awalnya memiliki delapan ekor singa yang masih kecil-kecil. Sekarang Hassan dapat menikmati kesuksesan bisnisnya dengan memiliki enam singa betina yang tengah hamil dan diperkirakan dua minggu lagi, singa-singa tersebut sudah melahirkan.

"Saya berharap anak-anak singa itu bisa segera dijual," kata Hassan. "Permintaan begitu tinggi untuk hewan-hewan ini. Konsumen biasa membeli setinggi apapun harga yang saya tawarkan."

Direktur Yayasan Born Free di Ethiopia, Stephen Brend, mengatakan bahwa penjualan hewan langka sangat luas dan risiko hukumnya kecil. Karena itulah bisnis semacam ini berkembang pesat. Namun ia juga mengkhawatirkan hancurnya populasi alam liar akibat bisnis ini yang berdampak pada masyarakat luas.

Stephen juga mengatakan bahwa peternak singa biasa membeli anak-anak singa dari penjual yang mendarat di pantai secara ilegal. Lokasi transaksinya berada di Bab-el-Mandeb, di dekat Laut Merah.

"Saya kira singa-singa itu berasal dari Ethiopia dan dikapalkan dari Somaliland," tambahnya. (Ars/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.