Sukses

Kasus DBD Banyuwangi Meningkat Tajam, Tertinggi Kedua di Jawa Timur

Perlu peningkatan pola hidup sehat guna menghindari penyakit DBD yang bisa merenggut nyawa masyarakat di Banyuwangi Jawa Timur

Liputan6.com, Jakarta Pemkab Banyuwangi Jawa Timur menyebutkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di bumi Blambangan mengganas. Angka DBD di Kabupaten Banyuwangi naik tajam dibandingkan tahun 2021 lalu.

Plt Kadinkes Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, tercatat dari Januari - Juli 2022, total ada sebanyak 293 warga terjangkit. Dengan jumlah kematian sebanyak 8 orang.

Dia menyebutkan, angka kasus DBD di Banyuwangi tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2021 lalu, angka DBD hanya menjangkit 92 orang.

Amir mengatakan, kasus DBD di wilayah ini merupakan tertinggi kedua di Jatim. Dikarenakan ada peningkatan kasus yang signifikan.

"Faktor penyebabnya adalah pancaroba dengan intensitas hujan yang cenderung masih tinggi. Sehingga tempat penampungan air pada saat hujan itu, menjadi suhu yang optimum untuk perkembangan nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD," jelas Amir, Senin (25/7/2022).

Selain itu, lanjutnya, tingkat kesadaran masyarakat cenderung berkurang dalam mencegah BDB. Sehingga perlu peningkatan pola hidup sehat guna menghindari penyakit yang bisa merenggut nyawa manusia itu.

Amir menyebutkan, warga paling banyak terjangkit DBD di Banyuwangi adalah masyarakat perkotaan. Dinkes berharap warga tidak hanya mengandalkan fogging sebagai langkah untuk memberantas DBD.

Saksikan video pilihan berikut ini 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pencegahan

Masyarakat harus membiasakan hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan.

"Namun juga hampir seluruh di Banyuwangi didapatkan kasus ini. Jadi perlu peningkatan kesadaran, karena ini soal pencegahan. Perlu diketahui fogging itu yang disemprotkan adalah insektisida, ada kandungan racun yang hanya membunuh nyamuk dewasa. Jadi tidak hanya berisiko ke binatang tapi juga manusia," terang Amir.

Menurutnya langkah yang paling tepat adalah pencegahan dengan cara 3M, yakni menguras, mengubur dan membuang barang bekas yang dimungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

Pihaknya juga telah melakukan upaya preventif dalam pengendalian DBD ini. Yakni melalui program Gertak PSN (Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk)

"Semua pihak dan masyarakat meningkatkan Gertak PSN. Ini dilakukan setiap hari Jumat, guna mengurangi perkembangbiakan nyamuk," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.