Sukses

Menanti Lahirnya Wisata Toleransi Multi Etnis di Gresik

Kampung Arab, Pecinan, Melayu, Kolonial dan Pribumi di Gresik bakal menjadi destinasi wisata baru dalam balutan wisata toleransi.

Liputan6.com, Gresik - Setelah berabad-abad lamanya Kampung Arab, Pecinan, Melayu, Kolonial dan Pribumi biasa disebut Kota Lama Gresik atau dikenal juga dengan Kota Bandar Grissee bakal dihidupkan dengan pembangunan destinasi wisata budaya.

Sejumlah bangunan kuno yang dibangun sejak abad ke-14 dengan sekitar 60 hektare bakal disulap menjadi ikon destinasi wisata toleransi satu-satunya di Indonesia.

Ada tiga kampung yang sudah dalam proses revitalisasi di Gresik dari anggaran APBN sebesar Rp47 miliar. Kampung Kemasan atau Pribumi, Kampung Pecinan dan Kampung Arab.

Dilansir dari gresikkab.go.id, dari tiga kampung etnis tersebut ada tujuh jalan yang sedang dalam proses revitalisasi, yaitu Jalan Kramatlangon, Jalan Malik Ibrahim, Jalan Agus Salim, Jalan KH Zubair, Jalan Basuki Rahmat, Jalan AKS Tubun, dan Jalan Setia Budi.

Pembangunan kawasan ini akan disesuaikan dengan ciri khasnya masing-masing. Di Kawasan Kampung Pribumi misalnya, semua infrastruktur akan dibuat dengan konsep kolonial.

Di Kampung Arab juga akan dibangun seperti nuansa di Saudi Arabia. Begitu juga di kawasan Kampung Pecinan seperti nuansa negeri tirai bambu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Multi Etnis

 

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, Gresik memiliki peradaban multi etnis yang tidak dimiliki wilayah manapun. Mungkin kata Gus Yani panggilan Bupati Gresik, Gresik adalah satu-satunya kabupaten yang memiliki sejarah multi etnis sehingga melahirkan banyak keberagaman.

"Gresik adalah etalase toleransi multi etnis, multi ras dan multi agama yang tidak dimiliki daerah lain. Karena sejarah tidak bisa diputar lagi, tetapi bisa jadi pelajaran berharga dengan membangunnya kembali. Sehingga bisa menghidupkan ekonomi kreatif," kata Gus Yani, Senin (11/7/2022).

Meski ini adalah program pemerintah terdahulu tetapi selama manfaat bagi warga dan demi kemajuan Gresik, Gus Yani akan melanjutkan.

Ia menekankan agar warga Gresik mampu menghidupkan destinasi wisata sejarah ini dengan kreatif, mandiri dan mampu memanfaatkan secara maksimal agar mampu membangkitkan ekonomi kreatif masyarakat ekonomi ke bawah.

"Jika punya rumah di sini monggo biar tumbuh ekonomi kreatif. Ini untuk usaha jenengan. Ekonomi kreatif bukan hanya diomong tapi dipraktekkan. Pemerintah daerah juga sudah mengeluarkan anggarannya. Ada tujuh ruas dari APBN sebesar Rp47 miliar," ujarnya.

Bupati juga meminta, pemerintah desa juga harus ikut andil membangun dan menjaga. Bila perlu anggarannya juga dikeluarkan. Agar saling merasa memiliki.

 

3 dari 3 halaman

Revitalisasi

Sementara Kepala Dinas Cipta Karya Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemkab Gresik, Ida Lailatus Sa’diyah mengatakan, penataan tempat wisata ini sekaligus untuk mempromosikan Gresik sebagai Kota Bandar.

"Ini merupakan Wisata Heritage dari beberapa etnis di Kabupaten Gresik, sekaligus penataan promosi Gresik Kota Bandar yang sejak abad 17 pelabuhan Gresik menjadi tempat transit rempah-rempah," ujar Ida

Dia menjelaskan, tujuh ruas jalan di kawasan wisata ini akan mulai dilakukan revitalisasi secara bertahap pada Februari mendatang dan ditargetkan selesai pada tahun ini. 

Menurut dia, desain grafis saluran drainase untuk revitalisasi di kawasan heritage itu dengan estimasi 240 hari dari tujuh ruas jalan, dengan anggaran dari APBN tahun 2021-2022.

Ida menambahkan, ke depan akan terus dilakukan sejumlah perbaikan lainnya, seperti menjadikan area bebas kabel di wisata heritage. Selain itu, saat proses revitalisasi drainase juga akan dilakukan rekayasa lalu lintas, sehingga masyarakat dan pengendara tidak terganggu dengan pembangunan destinasi wisata ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.