Sukses

Pemkot Surabaya Kekurangan Pasokan Sapi Jelang Idul Adha

Pemkot Surabaya terus bekerja keras mencari sapi yang sehat dan layak untuk dipotong menjadi hewan kurban

Liputan6.com, Jakarta Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hewan membuat Pemkot Surabaya Jawa Timur kelimpungan. Pemkot Surabaya mengaku kekurangan stok hewan kurban.

Dirut Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya Fajar Arifianto Isnugroho mengatakan, stok hewan kurban di Surabaya menjadi langka karena beberapa daerah melakukan pengetatan lalu lintas distribusi hewan ternak. 

Hewan ternak yang keluar daerah harus dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal.

"Saat ini RPH sudah mendapat 65 pesanan sapi kurban untuk disembelih dan dipotong saat Idul Adha dari takmir masjid dan warga setempat tapi ada masyarakat atau takmir masjid yang sering menanyakan ketersediaan hewan kurban," katanya, Kamis (16/6/2022).

Fajar mengatakan sebenarnya sudah ada surat edaran dari Gubernur Jatim, yang memudahkan lalu lintas ternak.

Namun, lanjut dia, fakta di lapangan, daerah tidak mudah mengeluarkan hewan ternak dengan SKKH dari Dinas Kesehatan kabupaten dan kota.

"Tentunya itu tidak mudah. Kami berharap ada solusi menjelang Idul Adha ini. Mendatangkan hewan kurban dalam jumlah banyak, dengan waktu yang kurang dari satu bulan ini repot," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Langka dan Mahal

Menurutnya, dari kondisi tersebut, membutuhkan rapat terpadu dan diskresi. Sebab kuncinya ada di Dinas Peternakan Jatim.

"Dinas Peternakan Jatim yang bisa mengatur lalu lintas ternak. Mungkin bisa berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan keamanan untuk bisa memahami, bahwa kondisi ini Idul Adha bukan kondisi normal. Setelah itu dilakukan pengetatan lagi tidak apa-apa," ujar dia, dilansir Antara.

Pihaknya bekerja keras mencari sapi yang sehat dan layak untuk dipotong menjadi hewan kurban.

Namun, kata dia, faktanya di pasar hewan banyak yang tutup lantaran merugi. Sementara itu, daerah pemasok lain terkena wabah PMK. 

"Sehingga stok daerah di luar wabah tinggal sedikit dan menjadi rebutan," kata dia.

Fajar khawatir harga hewan kurban menjadi mahal karena keterbatasan stok sedangkan permintaan tinggi.

"Tahun lalu kami memenuhi permintaan sekitar 70 ekor sapi kurban dan 180 ekor pemotongan hewan kurban," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.