Sukses

Mengintip Pengolahan Daun Mangrove di Surabaya, Jadi Teh hingga Rempeyek

Daun dan buah mangrove ternyata dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi berbagai macam makanan.

Liputan6.com, Surabaya - Daun dan buah mangrove ternyata dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi berbagai macam makanan. Pengolahan bagian tumbuhan mangrove ini juga berpotensi mendukung pariwisata.

Di Kota Surabaya misalnya, buah dan daun mangrove di kawasan wisata Sontoh Laut, Tambak Sarioso potensi daun dan buah mangrove cukup besar. Oleh sebab itu pemerintah setempat mengadakan pelatihan pengolahan mangrove tersebut.

"Untuk buah mangrove bisa diolah menjadi sirup, keripik, hingga pewarna, sedangkan daun mangrove bisa diolah menjadi rempeyek dan teh," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro, Minggu (12/6/2022) dilansir dari Antara.

Karena itu, kata dia, pemkot menggandeng komunitas peduli lingkungan, yakni Komunitas Nol Sampah, untuk melatih dan mendampingi warga setempat mengenai pengolahan buah dan daun Mangrove.

Menurut dia, pelatihan yang berjalan hingga saat ini diharapkan warga bisa membuat produk olahan yang harapannya bisa menambah pendapatan masyarakat setempat.

"Kami menginginkan kawasan wisata ini akan hidup, salah satunya adalah melalui gerakan ekonomi kerakyatan," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wisata Bahari

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya menyatakan optimistis Wisata Bahari Sontoh Laut di kawasan Kampung Nelayan Sontoh Laut, Tambak Sarioso, Asemrowo, Surabaya, ini akan menjadi tempat wisata yang menarik di Kota Pahlawan.

Menurut dia ada sejumlah objek wisata menarik di kawasan pesisir utara Kota Surabaya itu, yakni jet ski, berkuda hingga wisata kuliner.

Dengan adanya berbagai fasilitas wisata dan tempat yang sangat mendukung untuk dijadikan wisata pesisir, maka diharapkan dapat mendongkrak pendapatan warga di sekitarnya, terutama bagi keluarga para nelayan yang bekerja di kawasan wisata itu.

"Target kami setiap kepala keluarga penghasilannya bisa Rp7 juta. Jadi dengan wisata pesisir, pendapatan para nelayan ini dapat berkembang. Karena nanti kan ada yang jualan makanan, minuman, dan penunjang wisata lainnya, karena pemandangan pesisir ini bisa dijual nantinya," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.