Sukses

Bandara Internasional Juanda jadi Bandara Tersibuk Kedua di Indonesia

Bandara Udara Internasional Juanda (BUIJ) di Jawa Timur (Jatim), adalah bandara tersibuk kedua setelah Bandara Soekarno-Hatta.

Liputan6.com, Surabaya - Bandara Udara Internasional Juanda (BUIJ) merupakan satu-satunya bandara terbesar di Provinsi Jawa Timur (Jatim). Letak bandara tersebut bukan di Ibu Kota Jatim, Surabaya.

Bandara yang dibangun sejak tahun 1959 tersebut, berada di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo Jatim. Atau letaknya berada sekitar 20 Kilometer (Km) sebelah selatan, dari Kota Surabaya.

BUIJ Jatim yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I, pertama kali diresmikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno, pada tanggal 12 Agustus 1964. Awalnya BUIJ Jatim diberi nama pangkalan udara TNI-AL (Lanundal Juanda).

Nama Juanda sendiri disematkan dari nama Ir. Djuanda Kartawidjaja, Wakil Perdana Menteri (Waperdam) terakhir Indonesia, yang juga menyarankan pembangunan bandara tersebut.

Ternyata, BUIJ Jatim adalah bandara tersibuk kedua di Indonesia, setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta berdasarkan pergerakan pesawat dan penumpang.

Memiliki panjang landasan 3000 meter, dengan luas terminal sebesar 51.500 meter persegi, atau sekitar dua kali lipat dibanding terminal lama yang hanya 28.088 meter persegi.

Bandara baru di Jatim tersebut, juga dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 28.900 meter persegi, yang mampu menampung lebih dari 3.000 unit kendaraan. Bahkan diprediksi, bandara tersebut mampu menampung 13 juta - 16 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton kargo/tahun.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rencana Pembangunan Awal

Awalnya, rencana membangun satu pangkalan udara baru yang bertaraf internasional sudah digagas, sejak berdirinya Biro Penerbangan Angkatan Laut RI pada tahun 1956. Namun agenda politik pula, yang menjadi faktor penentu realisasi program tersebut.

Salah satu agenda politik itu adalah perjuangan pembebasan Irian Barat. Berangkat dari tujuan membantu operasi TNI dalam pembebasan Irian Barat, pemerintah menyetujui pembangunan pangkalan udara baru di sekitar Surabaya Jatim.

Saat itu terdapat beberapa pilihan lokasi, yakni Gresik, Bangil (Pasuruan) dan Sedati (Sidoarjo). Setelah dilakukan survei, akhirnya pilihan jatuh pada Kecamatan Sedati, Sidoarjo.

3 dari 3 halaman

Dekat dengan Surabaya

Tempat tersebut dipilih, karena selain dekat dengan Surabaya, areal tersebut memiliki tanah yang sangat luas dan datar. Sehingga sangat memungkinkan untuk dibangun pangkalan udara yang besar dan dapat diperluas lagi di kemudian hari.

Ryan (35), salah satu penumpang pesawat di BUIJ Jatim mengatakan, dia sangat takjub dengan fasilitas dan padatnya penumpang di bandara tersebut.

“Sebelum pandemi COVID-19, bandara Juanda sangat padat dengan penumpang. Padat dan ramainya seperti Bandara Udara Soekarno-Hatta,” katanya, Kamis (3/3/2022).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.