Sukses

Reog Ponorogo Masuk Nominasi Tunggal di UNESCO, Khofifah Minta Dukungan Masyarakat

Bupati Ponorogo telah menjelaskan soal bulu merak dan bulu harimau yang melekat pada kesenian yang satu ini dan sudah melegenda

Liputan6.com, Jakarta Kesenian Reog Ponorogo Jawa Timur menjadi nominasi tunggal warisan budaya tak benda di United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Sebelumnya pada tahun 2013 Reog Ponorogo masuk sebagai warisan budaya tak benda di Kemendikbud RI. Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa berharap Reog Ponorogo berhasil lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

Sehingga, nantinya nama Indonesia akan lebih mendunia melalui kesenian yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

"Saya yakin bahwa kesenian Reog Ponorogo telah memiliki nilai luar biasa sebagai syarat untuk mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya tak benda dunia dari UNESCO,” ucapnya, Senin (28/2/2022).

Dia juga menjelaskan jika Bupati Ponorogo telah menjelaskan soal bulu merak dan bulu harimau yang melekat pada kesenian yang satu ini saat sesi wawancara dengan UNESCO.

Dikatakannya, saat wawancara Bupati Ponorogo menjelaskan bahwa bulu merak tersebut bukan dicabut, melainkan dalam kurun waktu tertentu bulu merak tersebut lepas sendiri dari tubuh Merak.

“Kemudian yang belasan tahunan lalu menggunakan kulit harimau saat ini sudah diganti kulit kambing yang kemudian diformat seperti kulit harimau. Kalau dua hal ini sudah terjawab dan meyakinkan UNESCO, InsyaAllah Reog Ponorogo akan lolos sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO,” ujarnya.

Khofifah meminta kepada seluruh masyarakat Jawa Timur untuk turut serta berpartisipasi dengan cara memviralkan melalui akun media sosial.

“Saya yakin banyak masyarakat Jatim terutama kaum muda ini yang sering bermedia sosial. Bahkan banyak yang jadi youtuber. Nah mulai sekarang kita bisa mempromosikan kebudayaan kita, kesenian kita. Salah satunya Reog Ponorogo ini dengan mengunggah di media sosial agar semakin dikenal luas di dunia,” ucapnya.

Langkah ini dijelaskan Khofifah sebagai upaya menjaga kesenian bangsa Indonesia agar tidak mudah di klaim oleh bangsa lain. Selain itu guna menjaga kekayaan intelektual melalui kesenian budaya yang dimiliki oleh Indonesia.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.