Sukses

Ritual apa yang Dilakukan 18 Warga Nganjuk di Pantai Watu Ulo saat Siang Bolong?

Padahal belum genap sebulan insiden ritual Pantai Payangan yang menelan 11 korban jiwa.

Liputan6.com, Jember - Aksi 18 warga nganjuk yang menggelar ritual di Pantai Watu Ulo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Sabtu (26/2/2002) siang tengah jadi buah bibir. Betapa tidak, beberapa waktu sebelumnya ritual serupa yang dilakukan Pantai Payangan memakan korban jiwa. 

Beruntung kegiatan ritual 18 warga yang tergabung dalam kelompok Kejawen Kejayan Trimurti itu segera diketahui pihak kepolisian. Alhasil mereka pun langsung dipanggil ke darat dan diminta untuk membubarkan diri. 

Kapolsek Ambulu AKP M Makruf menyebutkan bahwa dari hasil interogasi kepada pihak ketua Kejawen Kejayan Trimurti, terungkap bahwa alasan 18 warga nekat menggelar ritual tersebut adalah untuk mendoakan 11 warga yang tewas dalam insiden ritual di Pantai Payangan. 

"Iya begitu penjelasan ketuanya. Katanya untuk memanjatkan doa demi ketenangan jiwa korban yang di Pantai Payangan," kata Makruf, Minggu (27/2/2022).

Makruf mengaku bersyukur lantaran 18 warga itu bersedia menuruti permintaan pihak kepolisian untuk segera naik ke darat. Pasalnya kondisi ombak di laut selatan ini memang sangat sulit ditebak. 

"Syukurnya saat kami minta mereka behenti dan sebaiknya pulang saja ke Nganjuk mereka bersedia. Kan bahaya soalnya ombak di pantai selatan ini sangat sulit ditebak, kadang tiba-tiba tinggi," jelasnnya. 

Pihak kepolisian pun telah memasang rambu tentang larangan untuk warga melakukan aktivitas di bibir pantai termasuk berekreasi dan kegiatan lainnya. Makruf berharap seluruh warga dapat mematuhi rambu tersebut. 

"Ini semua demi keselamatan warga," dia memungkasi. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dibubarkan Polisi

18 warga asal Kabupaten Nganjuk menggelar ritual di Pantai Watu Ulo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Sabtu (26/2/2002) siang. 18 orang tersebut diketahui berasal dari kelompok Kejawen Kejayan Trimurti. 

Kegiatan mereka menggelar ritual dengan cara berendam di bibir pantai sambil menghadap ke laut kemudian diabadikan melalui kamera telepon genggam milik warga setempat. Foto dan video ritual tersebut belakangan viral di berbagai platform media sosial. 

Polisi yang mendapat kabar tentang kegiatan ritual ini pun bergerak cepat untuk membubarkan mereka. Betapa tidak, beberapa waktu lalu kegiatan serupa telah memakan korban dan menghebohkan masyarakat. 

"Saya dapat informasi dari warga, ada belasan orang sedang melakukan ritual mandi di laut Pantai Watu Ulo. Kami langsung ke lokasi untuk memastikan dan langsung kami bubarkan," kata Kapolsek Ambulu AKP M Makruf, Sabti (26/2/2022). 

18 anggota kelompok Kejawen Kejayan Trimurti yang menggelar ritual itu lalu diberi pemahaman oleh pihak kepolisian. Pasalnya, ombak yang berada di Pantai Watu Ulo tak bisa ditebak dan bisa saja tiba-tiba meninggi. 

"Kami panggil mereka naik ke darat lalu kami beri pemahaman dan meminta mereka untuk pulang," jelasnya. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.