Sukses

Teruntuk Warga Surabaya, Jika Tak Taat Prokes PPKM Bisa Naik Level

Saat ini kasus Covid-19 di Surabaya yaitu 587, angka itu pun diperkirakan akan terus bertambah.

Liputan6.com, Surabaya - Pemberlakuan Pambatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Surabaya berpotensi naik ke Level 2. Betapa tidak, kasus Covid-19 di kota berjuluk Kota Pahlawan itu terus mengalami peningkatan. 

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa saat ini ada 587 warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19. Jumlah itu pun diperkirakan masih akan terus bertambah. 

"Jumlah itu akan terus merangkak naik, jika tidak dilakukan mitigasi secepat mungkin" katanya.

Untuk saat ini, lanjut dia, kasus positif di Surabaya masih berada di angka 16,4 persen. Jika nantinya menginjak angka 20 persen per 100 ribu penduduk, maka bisa jadi daerah atau kota tersebut meningkat menjadi PPKM Level 2.

"Untuk saat ini, Kota Surabaya berstatus Level 1, artinya masih di bawah 20 persen," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Demi Tetap PPKM Level 1

Menurut dia, agar Kota Surabaya bertahan di Level 1, pihaknya menerapkan langkah tegas, di antaranya menerapkan disiplin prokes dan menggerakkan swab hunter keliling setiap hari. Bukan itu saja, ia juga mengimbau setiap kampung untuk melakukan blocking area.

Selain blocking area di perkampungan, Eri juga meminta jajarannya untuk menerapkan pembatasan tempat rekreasi hiburan umum (RHU), taman hingga alun-alun dan tempat yang berpotensi menyebabkan kerumunan lainnya.

Tak hanya itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini juga mengingatkan pemilik usaha lainnya untuk turut serta berkontribusi dalam penerapan prokes ketat.

"Gerakkan lagi Kampung Wani, lakukan tes usap massal di RT/RW, vaksin tidak boleh berhenti dan saya 'nyuwun' tolong prokesnya. Pakai masker. Jangan sampai merugikan orang lain dan kita harus saling menjaga," katanya.

3 dari 3 halaman

Patroli Prokes

Eri mengatakan jajaran Pemkot Surabaya akan terus patroli. Ia mengatakan, jika saat patroli ada RHU atau pelaku usaha seperti warkop, restoran dan lain sebagainya yang tidak menerapkan prokes maka akan dikenakan sanksi.

"Sanksinya bisa berupa penutupan dalam kurun waktu tertentu," kata Wali Kota Eri menegaskan.

Wali Kota pun mengungkap hasil diskusinya dengan pakar Biostatistika Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr. Windhu Purnomo beberapa waktu lalu, bahwa saat ini 90 persen virus yang menyebar adalah varian Omicron, sedangkan untuk varian Delta kini sudah tidak lagi menjadi ancaman serius.

"Jadi, jangan tanya ini Omicron atau bukan Omicron. Ini sudah Omicron semua, karena penyebarannya lima kali lebih cepat ketimbang varian terdahulunya. Saya mohon, warga Surabaya jangan lengah, kalau kita lengah, yang terkonfirmasi semakin banyak. Kalau banyak, bisa-bisa naik ke Level 2," katanya. 

Simaklah video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.