Sukses

5 Tempat Paling Angker di Jawa Timur, Konon Ada Pintu Gerbang ke Alam Lain

Hingga saat ini para penduduk tetap merawat kebudayaan dan kepercayaan yang diperoleh secara turun temurun.

Liputan6.com, Jawa Timur - Meskipun Jawa Timur memiliki kota-kota yang mempunyai perkembangan yang pesat dalam teknologi dan infrastrukturnya, hingga saat ini para penduduk tetap merawat kebudayaan dan kepercayaan yang diperoleh secara turun temurun.

Salah satunya yaitu menjaga kepercayaan mistis dan spiritual dengan cara merawat berbagai tempat yang mengandung unsur angker dan keramat.

Mulai dari hutan hingga bangunan lama yang mengandung unsur mistis itu tetap dilestarikan dan dirawat ceritanya oleh warga setempat, bahkan banyak yang ingin membuktikan kebenarannya. Berikut kami rangkum lokasi-lokasi paling mistis di Jawa Timur untuk anda.

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Alas Purwo, Hutan Angker di Banyuwangi

Alas Purwo merupakan salah satu hutan cagar alam yang dilindungi di Jawa Timur. Hutan Alas Purwo merupakan hutan tropis dengan pemandangan yang sangat indah.

Namun, hutan lindung itu juga diyakini memnyimpan banyak cerita mistis. Bahkan disana terdapat kerajaan yang sangat megah dengan gedung-gedung yang dilapisi emas.

Beberapa legenda mengatakan, di hutan itu juga tempat Nyi Roro Kidul dan Nyi Ratu, pembantunya menetap jika datang ke daratan.

Hingga sekarang Alas Purwo digunakan oleh banyak orang untuk bersemedi di gua-guanya. Bahkan, para tokoh nasional seperti Soekarno, Jenderal Sudirman hingga Supardi pernah melakukan meditasi disana.

Saking mistisnya, kumpulan para dukun yang berasal dari Banyuwangi pernah akan melakukan festival dukun se Indonesia disana. Namun karena Covid-19, festival itu batal dilakukan.

3 dari 6 halaman

Klampis Ireng, Ponorogo

Klampis Ireng merupakan sebuah bangunan berbentuk lingkaran yang terletak di dalam hutan. Bangunan tersebut dipercayai merupakan sebuah kerajaan yang dibangun oleh tokoh perwayangan Semar.

Konon, dulu ada orang yang sempat bertemu dengan tokoh pewayangan itu. Menurutnya, Semar yang langsung bertindak sebagai raja disana. Hingga saat ini, lokasi tersebut juga digunakan sebagai tempat bertapa oleh orang-orang yang ingin memiliki ilmu ghaib.

4 dari 6 halaman

Alas Ketongo, Ngawi

Ketongo merupakan dua suku kata yang berarti keton dan onggo. Keton memiliki arti terlihat, sedangkan onggo berarti mahkluk halus. Jadi ketonggo memiliki makna mahkluk halus yang terlihat.

Menurut sejarah, lokasi hutan ini pernah digunakan oleh Prabu Brawijaya untuk bersembunyi ketika Majapahit diserang Gemak.

Di hutan ini juga ditemukan sebuah makam tua yang diyakini merupakan makan Prabu Brawijaya itu. Banyak orang berkunjung kesana untuk berziarah dan bersemedi. Meskipun pengunjung hutan ini selalu ramai, nuansa mistisnya masih sangat terasa.

5 dari 6 halaman

Nusa Barong, Jember

Nusa Barong merupakan sebuah pulau paling luar pulau Jawa. Hingga saat ini, belum tercatat ada penduduk yang mendiami pulau tersebut. Selain memiliki panorama yang indah, Nusa Barong terkenal dengan nuansa yang senyap namun tidak benar-benar sepi.

Pulau ini dipercayai memiliki energi ghaib yang besar, bahkan warga setempat mempercayai disana terdapat sebuah kerajaan dimana jin laut bersemayam.

Letak pulau yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, juga membuat gelombang laut acap kali sangat tinggi disekitaran pulau ini.

Hingga saat ini, pulau tersebut masih terjaga keasriannya, bahkan memiliki pantai yang sangat bersih.

6 dari 6 halaman

Alas Lalijiwo, Gunung Arjuna

Gunung dan hal-hal mistis tentu dua hal yang saling terpaut. Hutan yang berada di Gunung ini sudah mencatat puluhan korban hilang disana.

Terkenal dengan hutan yang memiliki segudang cerita mistik, terutama dikalangan para pendaki, Gunung Arjuna tetap menjadi salah satu destinasi pendakian oleh para pendaki.

Namun, setiap pendaki yang hendak kepuncak, selalu diperingatkan oleh warga setempat agar tidak berniat buruk. selain itu, para pendaki juga diwajibkan mempelajari kompas dan peta dengan benar.

 

Penulis: Sonya Andomo

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.