Sukses

Film Inang, Melawan Stereotype Perlawanan Perempuan Tak Harus Jadi Hantu

Film yang distrudarai Fajar Nugros ini menawarkan gambaran horor yang berbeda dari film kebanyakan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Sejak rilis perdana pada 13 Oktober 2022, film Inang sudah ditonton sekitar 700.000 penonton. Film yang distrudarai Fajar Nugros ini menawarkan gambaran horor yang berbeda dari film kebanyakan.

Film Inang menggambarkan perjuangan seorang perempuan melawan kekuatan jahat yang ingin mengambil alih kehidupan bayinya. Sebagai film horror-thriller dengan segudang unsur thrilling dan jump-scare, Inang menawarkan pelajaran yang berharga seputar perjuangan perempuan, kasih sayang orang tua, dan realita kehidupan yang dibalut unsur mitos jawa yang menjadi inspirasi utama film ini, yaitu Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan.

“Saya tidak suka hantu, film ini tidak hanya pamer hantu,” ujar Fajar Nugros dalam diskusi film Inang di Yogyakarta, Sabtu (22/10/2022).

Menurut Fajar, film ini ingin mengajak penonton untuk peduli terhadap perempuan di sekitar, termasuk mempertanyakan ulang apakah perempuan sudah mendapatkan keberpihakan yang tepat. Inang ingin melawan stigma perempuan yang selalu balas dendam dalam film horor setelah mati.

“Di film ini memberontak, perempuan yang melakukan perlawanan saat hidup,” ucapnya.

Film yang dimainkan Naysilla Mirdad, Dimas Anggara, Lydia Kandou, Rukman Rosadi, dan Pritt Timothy ini juga ingin bertanya kepada gen Z tentang kepercayaan mereka terhadap mitos. Pertarungan mitos dan sains menjadi tema yang menarik untuk ditonton di film Inang.

“Ini pas dinikmati di Yogyakarta, yang Kota Pelajar sekaligus menjunjung tradisi,” tuturnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.