Sukses

Perjalanan Panjang Karier Buya Syafii Maarif, Cendekiawan Muslim Pemersatu Bangsa

Buya Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022) di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Cendekiawan Muslim Indonesia, sekaligus mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr H. Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif meninggal dunia pada Jumat (27/5/2022) di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sosok Buya Syafii Maarif sangat terhormat di benak masyarakat Indonesia. Dikutip dari berbagai sumber, Sosok yang dikenal dengan nama Buya Syafi'i Ma'arif ini lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau pada 31 Mei 1935.

Buya Syafii Maarif lahir dari pasangan Ma'rifah Rauf Datuk Rajo Malayu, dan Fathiyah. Bungsu dari 4 bersaudara ini belajar agama ke sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah.

Lulus dari MI Muhammadiyah di Sumpur Kudus, Sumatera Barat, Buya Syafi'i Ma'arif lalu melanjutkan pendidikannya di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Lintau, Sumatera Barat dan Madrasah Mu’allimin Yogyakarta pada tahun 1956.

Buya Syafii Ma'arif tercatat menjadi dosen sejarah dan kebudayaan Islam di Universitas Islam Indonesia dan IKIP Yogyakarta (UNY) pafa tahun 1964 hingga 1969.

Pemikirian-pemikiran Buya Syafi'i Ma'arif masih dibutuhkan bangsa ini dan juga oleh Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo, pada awal tahun 2015, sempat menawarkan posisi Dewan Pertimbangan Presiden, tapi Buya Syafii menolaknya.

Buya Syafii Maarif memilih menjadi lebih independen. Maka, saat Presiden Jokowi memintanya untuk menjadi salah satu Tim Independen mengatasi konflik Polri-KPK, ia menyanggupinya dan sekaligus menjadi Ketua Tim Independen 2015.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perjalanan Karier

Perjalanan karier Buya Syafii Maarif sebagai berikut:

- Buya Syafi'i Ma'arif memulai karir sebagai guru di Sekolah Muhammadiyah di Lombok Timur, NTB (1957-1959). 

- Guru Bahasa Inggris dan Indonesia SMP di Baturetno, Surakarta (1959-1963).

- Guru Bahasa Inggris dan Indonesia SMA Islam Surakarta (1963-1964).

- Dosen Sejarah dan Kebudayaan Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta (1964-1969).

- Dosen IKIP Yogyakarta (1967-1969).

- Asisten dosen paruh waktu Sejarah dan Kebudayaan Islam di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta (1969-1972).

- Asisten Dosen Sejarah Asia Tenggara IKIP Yogyakarta (1969-1972).

- Dosen paruh waktu Sejarah Asia Barat Daya IKIP Yogyakarta (1973-1976).

- Dosen senior Filsafat Sejarah IKIP Yogyakarta (1983-1990).

- Profesor tamu di University of Iowa, AS (1986).

- Dosen senior (paruh waktu) Sejarah dan Kebudayaan Islam IAIN Kalijaga, Yogyakarta (1983-1990).

- Dosen senior (paruh waktu) di UII Yogyakarta (1984-1990).

- Dosen senior (paruh waktu) Sejarah Ideologi Politik Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta (1987-1990)

- Dosen senior (pensyarah kanan) di Universitas Kebangsaan Malaysia (1990-1994)

- Dosen senior Filsafat Sejarah IKIP Yogyakarta (1992-1993)

- Profesor tamu di McGill University, Kanada (1992-1994)

- Profesor Filsafat Sejarah IKIP Yogyakarta (1996)

- Wakil Ketua PP Muhammadiyah (1995-1998)

- Ketua PP Muhammadiyah (1998-2000)

- Ketua PP Muhammadiyah (2000- 2005)

- Pengurus Masyarakat Sejarawan Indonesia

- Pemimpin Redaksi majalah Suara Muhammadiyah Yogyakarta (1988-1990)

- Anggota Staf Ahli jurnal Ummul Qur'an (1988)

- MAARIF Institute for Culture and Humanity (2002)

- Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.