Sukses

Kasus Ibu Brebes Gorok Tiga Buah Hati, Psikolog: Anak Selamat Harus Diberi Pendampingan

Anak yang selamat harus diberi pendampingan agar tak alami trauma

Liputan6.com, Semarang Aksi nekat seorang ibu di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah menggorok tiga anaknya masih jadi sorotan warganet. Psikolog Kota Semarang, Dr Christin Wibhowo menyatakan pentingya melakukan pendampingan pada anak yang selamat agar tak trauma.

Psikolog kelahiran Banajarnegara tersebut menyebut pentingnya lakukan pendampingan hingga terapis pada anak yang selamat. Sebab, bila tidak terjadi trauma pasti anak tersebut mengalami rasa kehilangan.

"Ini butuh banget pendampingan. Belum tentu juga anak itu trauma. Kita orang yang di luar peristiwa itu tidak usah menebak-nebak. Memang secara standar anak-anak yang mengalami kekerasan apalagi sampai seperti itu, ini perlu sekali untuk ditangani berikan terapi pendampingan yang baik atau bisa jadi dia tidak mengalami trauma, tentu berduka tetapi tidak trauma," kata Dr Christin, Kamis (24/03/2022)

Bagaimana menghilangkan rasa trauma ataupun duka bila terjadi kepada anak-anak, Dr Christin mengatakan permasalahan ini tidak untuk disepelekan. Meskipun penanganan ini lebih mudah ditangani dikarena terjadi kepada anak-anak, menurutnya rasa trauma yang terjadi kepada anak itu bisa mudah dilupakan dibandingkan dengan rasa trauma yang terjadi kepada orang yang sudah dewasa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penting menjaga lingkungan anak

Lebih utama, ia menyampaikan pentingnya juga, untuk menjaga kondisi ataupun lingkungan tetap sama untuk tidak menimbulkan rasa canggung kepada anak tersebut.

"Ini masih anak-anak jadi lebih mudah melupakan kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan dibanding orang dewasa tetapi jangan juga diabaikan jadi salah satu caranya adalah buatlah setelah peristiwa ini, semua kondisi stabil. Jadi dia melakukan kegiatan seperti biasa semisal sekolah bermain itu dibuat seperti biasa," ujarnya.

Sembari menjaga situasi ataupun kondisi tetap sama, perempuan yang juga menjadi salah satu dosen di Fakultas Psikologi UNIKA Soegijapranata Kota Semarang ini juga menjelaskan penting ada pendampingan dari psikolog ataupun orang yang bisa benar-benar menyayangi korban, untuk bisa melupakan masa lalu yang sempat dirasakan.

"Makanya pendamping ini penting bisa psikolog ataupun tidak juga dengan orang yang ahli tetapi orang yang benar memiliki hati dan cinta untuk anak-anak buatlah kehidupannya tidak banyak berubah biarlah yang berubah itu hubungan dia dengan pemberi trauma tetapi yang lain-lain tetap sama," tuturnya.

Tak hanya itu, perempuan yang sempat memperoleh gelar S3 di Universitas Gajah Madha ini tidak menyarankan meninggalkan anak yang mengalami trauma untuk sendirian. Sehingga pentingnya ada waktu yang banyak hingga ada dukungan dari orang terdekatnya.

Seiring membujuk korban untuk bisa menerima dukungan tersebut, untuk bisa melupakan apa yang dulu dirasakan.

"Jangan membuat mereka sendiri, untuk awal-awal harus banyak ditemenin, teman-teman juga harus banyak mendukung. Juga meminta dukungan dari teman-teman sekolah semisal dan kita meminta si korban untuk tidak mengabaikan dukungan jadi bisa menerima dukungan itu dengan baik, sehingga ketika diajak bermain meskipun sedang sedih harus mau untuk diajak main dan terbuka," ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Ibu butuh dukungan

Lebih lanjut, Dr Christin menjelaskan penyebab ibu di Brebes tersebut melakukan tindakan itu. Menurutnya, perempuan itu bisa mudah mengalami stres bila mendapatkan tekanan dari beberapa pihak, terutama dari pasangan sendiri seiring dengan kondisi finasial yang menjadi masalah.

"Karena seorang perempuan sangat tidak tahan terhadap stres kalau stres berasal dari pasangannya dan kondisi finasial, bukan karena perempuan itu matre tapi justru seorang ibu sangat realistis, dia ingin yang terbaik untuk anak-anaknya," ujarnya.

Sebenarnya, semua seorang ibu pasti memilik tujuan yang baik untuk anaknya. Dia pun menyampaikan dengan adanya tekanan tersebut membuat seorang ibu melakukan tindakan yang di luar batasan manusia.

"Sehingga dia mudah banget stres kalau finansial kurang sehingga dia kurang memberikan yang terbaik kepada ana-anaknya. Ditambah dengan hubungan dengan pasangan atau suami itu sangat menekan. kalau dilihat perempuan itu tahan banting tahan stres apa pun masalahnya, yang penting ada uang dan suami sayang itu kuncinya," tuturnya.

Dia pun menyakini, bahwa pelaku tersebut juga sangat menyesali atas tindakannya. Akan tetapi ia tidak bisa menemukan jalan yang terbaik atas masalah tersebut.

"Jadi sebenarnya ibunya juga sangat menderita sebetulnya, sehingga dia bisa melakukan yang di luar kendali manusia," katanya.

Dengan adanya kejadian tersebut, ia pun mengimbau kepada para pria untuk bisa lebih bertanggung jawab dan mencintai kepada keluarganya.

"Sehingga ini yang harus dicamkan oleh para pria, kalau Anda ingin anak Anda dirawat atau diasuh oleh seorang ibu maka cintailah ibu dari anak-anak itu. kalau ibu dipenuhi dengan cinta maka dia lebih mudah menata emosinya," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.