5 Fakta Penting Penembakan Teroris di Sukoharjo, Seorang Dokter dan Berperan Penasihat Amir

Karena adanya perlawanan, terpaka Densus melumpuhkan perlawanan pelaku anggota JI dengan tembakan hingga yang bersangkutan meninggal dunia.

Rabu malam (9/3/2022), Densus 88 Antiteror Polri bahkan sampai terlibat kejar-kejaran mobil dengan terduga teroris asal Sukoharjo, dr. Sunardi.

Sunardi sempat menabrakkan mobilnya ke bagian depan rumah warga di kawasan Cendana hingga rusak.

Sebelumnya Sunardi sempat melawan dan menabrak mobil Densus 88 kemudian menabrak tembok hingga terpaksa Polri menembak terduga teroris hingga tewas.

Sunardi diketahui sebagai seorang dokter. Sebagai dokter, tentu keberadaan sosoknya tidak main-main. Artinya Sunardi memiliki intelektualitas tinggi.

Karo Penmas Div. Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, keterlibatan Sunardi dalam jaringan JI tidak hanya sebagi anggota biasa. Bersangkutan adalah penasihat amir Jamaah Islamiah.

Tentu saja sebagai penasihat amir (pimpinan) JI, Sunardi sudah dipastikan memiliki peran strategis dalam jaringan teroris JI.

Sebagai seorang penasihat amir JI tentunya SU memilki tingkat pemahaman terhadap doktrin terorisme yang melebihi anggota biasa, disamping sudah dipastikan Sunardi memiliki peran strategis untuk menentukan strategi dan taktik di lapangan dalam menentukan aksi terorisme dan terkait lingkaran inti jaringan JI.

"Yang bersangkutan pernah menjabat sebagai amir khidmah. Jabatannya adalah deputi dakwah dan informasi dan yang bersangkutan sebagai penasehat amir dan penanggung jawab ilal ahmar sosaiti," demikian ujar Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen. Pol. Dr. Ahmad Ramadhan, Kamis (10/3/ ]2022).

Ia menjelaskan peran penting Sunardi dalam jaringan oganisasi teroris Jamaah Islamiah.

Dari jabataban-jabatan di organiasasi teroris JI, dia sudah dipastikan memiliki kemampuan merekrut anggota, dan sebagai deputi dakwah dan informasi SU menjadi "corong" dalam menyebarkan ajaran-ajaran terorisme JI.

Sebelumnya, Densus 88 menangkap 11 terduga teroris pada Senin (7/3/2022).

Para terduga teroris itu ditangkap di dua provinsi berbeda. Enam di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan lima terduga teroris lainnya ditangkap di Provinsi Lampung.