Sukses

Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng Kirim Tips Mumpuni, Apa Isinya ?

Stunting masih menjadi isu hangat di level nasional, bagaimana di Jateng?

Liputan6.com, Semarang - Isu stunting atau kekerdilan anak masih menjadi bahasan nasional, termasuk apa yang terjadi di area Jawa Tengah (Jateng). Data statistik menunjukkan, berdasar kondisi akhir tahun lalu, angka stunting berada di level 20 persen, atau turun dibanding tahun 2020 yang sempat menyentuh titik 27 persen.

Pencapaian tersebut tak lepas dari perbaikan situasi yang terus digalakkan, terutama dengan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG). Beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Yulianto Prabowo mengungkapkan, ragam terobosan dalam program tersebut menjadi atensi publik, dan memberikan efek positif.

Setidaknya, meski kini masih ada kasus stunting di antara sekitar 500 ribu ibu hamil per tahun di Jateng, semuanya menuju titik positif. Data riset di Jateng, pada 2013, angka stunting mencapai 37 persen. Jumlah itu turun pada 2018 menjadi 31 persen. “Nah, pada 2021, data riset mandiri kami, angka stunting di Jateng turun menjadi 19,9 persen," ucap Yulianto.

Satu di antara langkah yang kini terus dilakukan Pemprov Jateng adalah mengampanyekan kelanjutan Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. Maklum, gizi buruk pada anak bisa berdampak fatal.

Menurut Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng memiliki banyak sasaran. Selain stunting, model ini juga memberi perhatian besar untuk menekan angka kematian ibu dan anak, serta memastikan kebutuhan gizi mereka.

 

Cegah Stunting

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada Resep

Ada beberapa resep bagi ibu-ibu di Jateng, terutama yang sedang hamil atau memiliki bayi. Pemenuhan gizi menjadi faktor pertama yang menjadi perhatian. Hal ini merupakan langkah awal pencegahan stunting. Langkah konkret adalah memastikan gizi calon ibu terpenuhi dengan baik.

Setelah itu, jangan lupa memberikan ASI eksklusif, yakni melakukan inisiasi menyusui dini saat bayi lahir. Lalu, memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan pertama.

Satu yang tak boleh lengah adalah perilaku hidup sehat dan bersih. Artinya, sanitasi buruk menjadi satu di antara indikator peyebab stunting. Terakhir, pantau tumbuh kembang anak dengan rutin melakukan kontrol kesehatan ke dokter atau posyandu.

“Andai roadmap-nya sudah bagus, kita berani mengatakan akan berhasil berapa persen. Sehingga secara sistematis, kita bisa melaksanakan program dengan baik," tegas Ganjar Pranowo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.