Sukses

Sejarah Nasi Gandul Khas Pati Jawa Tengah, Dulu Sulit Dinikmati Rakyat Jelata

Nasi gandul khas Pati Jawa Tengah yang biasa disebut sego gandul oleh warga lokal merupakan sajian nasi yang diberi irisan daging sapi,empal atau jeroan sapi di atasnya.

Liputan6.com, Semarang- Kota Pati merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terkenal dengan semboyan “Pati Bumi Mina Tani”. Selayaknya kota-kota di Indonensia, Kota Pati juga memiliki pesona kuliner yang beragam.

Salah satunya adalah nasi gandul atau sego gandul  khas Kota Pati yang sudah melegenda sejak 1950-an.

Dikutip dari berbagai sumber, nasi gandul yang biasa disebut sego gandul oleh warga lokal merupakan sajian nasi yang diberi irisan daging sapi,empal atau jeroan sapi di atasnya. Yang menjadi ciri khas sajian sego gandul ini disajikan dengan alas daun pisang yang diletakan di atas piring keramik.

Sego gandul dipopulerkan oleh Pak Meled, seorang warga desa Gajahmati yang berjualan sego gandul pada 1955 hingga 2002. Hingga saat ini desa Gajahmati dikenal sebagai pusat kuliner sego gandul di Kota Pati, Jawa Tengah.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Asal Nama Nasi Gandul

Nama sego gandul berasal dari sebutan para pembeli kuliner ini. Sego yang bermakna nasi dan gandul bermakna sesuatu yang menggantung.

Nama ini didapat karena saat pertama kali dijajakan, sego gandul dijual dengan pikulan yang berisi dua wadah besar. Satu wadah berupa kuali kuah, dan yang satu lagi merupakan bakul berisi nasi dan alat makan.

Nasi gandul dijajakan dengan cara berkeliling dengan berjalan kaki. Sehingga tampak dua wadah besar menggantung dan bergoyang seirama dengan langkah kaki si penjual.

Pada zaman dahulu, sego gandul merupakan makanan yang cukup mahal karena daging sapi termasuk komoditas mahal. Hal ini membuat masyarakat kalangan bawah tak sanggup membelinya.

Kemudian dari masa ke masa, sego gandul Pati Jawa Tengah mengalami perkembangan. Baik dari sisi bahan baku dan harganya yang dapat lebih menyesuaikan dengan minat masyarakat.

(Tifani)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.