Sukses

Mengenal Suku Quraisy, Kabilah yang Disebut dalam Al-Qur'an dan Kemuliaannya

Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari bani Hasyim suku Quraisy, satu kabilah yang mendiami sebuah kawasan di Makkah. Meski kerap digambarkan permusuhannya terhadap Nabi sebelum fathul Makkah, namun bagaimanapun Quraisy adalah suku yang sangat mulia

Liputan6.com, Banyumas - Mayoritas umat Islam tahu bahwa Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari bani Hasyim suku Quraisy, satu kabilah yang mendiami sebuah kawasan di Makkah.

Meski kerap digambarkan permusuhannya terhadap Nabi sebelum fathul Makkah, namun bagaimanapun Quraisy adalah suku yang sangat mulia, lebih dari suku-suku lain di Jarzirah Arab bahkan dunia, kala itu.

Suku ini lah yang melahirkan makhluk paling mulia, Rasulullah SAW. Sementara, Allah menjamin garis keturunan Nabi Muhammad, sejak Nabi Adam dipilih dari terbaik dari yang paling baik.

Al-Qur'an mengabadikan suku Quraisy dalam surah Quraisy:

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (2) فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ (3) الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ (4)

Li-iilaafi quraisyin iilaafihim rihlatasy syitaa-i wash shaif. Falya’buduu rabba haadzaal baitil ladzii ath’amahum min juu’in wa aamanahum min khauf.

Artinya: “Karena kebiasaan orang-orang Quraisy (1); yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (2); Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka’bah), (3); yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan (4).”

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kemuliaan Suku Quraisy

Mengutip Republika, Nabi SAW berkata, turunnya surah al-Quraisy [106] ayat 1-4, adalah cara Allah memuliakan suku Quraisy karena kebiasaan mereka melakukan perdagangan pada musim dingin dan musim panas. Maksudnya adalah, kebiasaan itu, membuat mereka mampu hidup di saat musim-musim sulit di negeri dan di daerah lain.

Kemuliaan suku Quraisy ini juga disebutkan Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Muslim. ''Sesungguhnya Allah memuliakan Kinanah di atas Bani Ismail dan memuliakan Quraisy di atas Kinanah, dan memuliakan Bani Hasyim di atas Quraisy, dan memuliakan Aku (Muhammad) di atas Bani Hasyim."

Suku Quraisy pada saat diberitakan dalam Al-Qur'an, secara tak langsung telah mengenal kebiasaan mendatangkan barang (impor) dan mengirimkan barang (ekspor). Mereka telah melakukan kegiatan hubungan dagang internasional.

Pada musim dingin (Asy-Syita`) mereka pergi ke wilayah Yaman. Di tempat ini, mereka mengambil barang dagangan berupa kain sutera, barang pecah belah, rempah-rempah, bahan kapur barus, dan lainnya untuk kemudian dikirim ke Syam (Suriah sekarang) pada saat musim panas (ash-sha`if) untuk dijual. Demikian sebaliknya, mereka mengambil barang dagangan berupa gandum untuk bahan membuat roti dan buah-buahan dari Syam kemudian dibawa ke Yaman untuk di jual.

Ungkapan asy-syita` dan sha'if berarti perjalanan yang biasa dilakukan oleh kaum Quraisy pada waktu itu untuk melakukan perdagangan. Daerah-daerah yang mereka jadikan tujuan atas perjalanan itu adalah Yaman di bagian selatan dan Syam di bagian utara kota Makkah.

 

3 dari 3 halaman

Profesi hingga Kepemimpinan Suku Quraisy

Kota Makkah yang menjadi tempat tinggal suku Quraisy dijadikan semacam kota transit (lintasan dagang). Dalam Syaamil Al-Qur'an disebutkan, kebiasaan berdagang suku Quraisy ini merupakan tradisi yang sudah turun-temurun dan menjadi pekerjaan utama. Mereka ini sangat terkenal dengan perdagangannya. Karena itu, tak heran bila penyebaran Islam pun ke berbagai pelosok negeri, juga melalui perdagangan ini.

Sementara itu, pekerjaan lainnya seperti beternak unta, domba, dan sebagian kecil kuda, serta pertanian, baru dilakukan setelah sebagian suku Quraisy tak memiliki pekerjaan lain karena keterbatasan modal dan ekonomi.

Selain kemuliaan ini, dalam hadis lain disebutkan, ''Dari Anas RA, Nabi SAW bersabda, 'Para Imam (pemimpin) itu dari Quraisy. Jika mereka memerintah, mereka adil. Jika berjanji, mereka memenuhinya, dan jika mereka diminta belas kasihan, mereka akan berbelas kasih. Siapa saja di antara mereka yang tidak berbuat demikian, maka dia akan mendapatkkan laknat Allah, laknat para malaikat, dan laknat seluruh manusia. Tidak dapat diterima taubat dari mereka dan tidak diterima pula tebusan (azab) dari mereka'.'' (HR Bukhari dalam Al-Anbiya', Abu Daud, dan Imam Ahmad).

Dalam riwayat Ibnu Syihab disebutkan, Nabi SAW berkata, ''Persilakan Quraisy tampil ke depan (untuk memimpin) dan janganlah kalian mendahuluinya ke depan. Belajarlah dari Quraisy dan jangan mengajari mereka.''

''Kalian adalah manusia yang paling layak memegang urusan (pemerintahan) ini selama kalian berada dalam kebenaran. Apabila kalian menyimpang dari kebenaran, maka kalian akan dikupas habis sebagaimana kulit kayu dikupas.'' (Sunan Al-Baihaqi Juz 9 hlmn 144, diriwayatkan dari Atha' bin Yasar). Wa Allahu a'lam.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.