Sukses

Gerhana dalam Perspektif Islam dan Hikmah di Balik Peristiwanya

Gerhana adalah fenomena alam yang dapat diprediksi kapan akan terjadi. Dalam khazanah Islam, gerhana dikenal dengan istilah kusuf dan khusuf. Istilah kusuf ditujukan pada gerhana matahari sedangkan khusuf untuk gerhana bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana adalah fenomena alam yang dapat diprediksi kapan akan terjadi. Dalam khazanah Islam, gerhana dikenal dengan istilah kusuf dan khusuf. Istilah kusuf ditujukan pada gerhana matahari sedangkan khusuf untuk gerhana bulan.

Gerhana matahari atau kusuf merupakan peristiwa tertutupnya sinar matahari oleh bulan sehingga matahari tidak tampak dari bumi. Sedangkan gerhana bulan atau khusuf adalah peristiwa saat sebagian atau keseluruhan wajah bulan dalam fase purnama tertutup oleh bayangan bumi.

Bagi sebagian orang, fenomena gerhana matahari dan bulan hanya kejadian astronomi saja yang acapkali menjadi tontonan ramai-ramai. Namun bagi orang beriman, fenomena gerhana adalah bukti kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.

Dalam Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam yang ditulis Qomaruz Zaman disebutkan bahwa gerhana adalah peristiwa penting yang secara gamblang menunjukkan bahwa ada kekuatan Yang Maha Agung di luar batas kemampuan manusia. 

Peristiwa gerhana sejatinya membuat seorang hamba merasa rendah di hadapan Sang Pencipta. Dalam QS Fushshilat ayat 37, Allah SWT berfirman,

وَمِنْ اٰيٰتِهِ الَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُۗ  لَا تَسْجُدُوْا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوْا لِلّٰهِ الَّذِيْ خَلَقَهُنَّ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ  

Artinya: “Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, mata-hari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (Ayat Al-Qur’an terkait dapat dilihat di sini)

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Amalan yang Dilakukan Saat Gerhana

Ketika peristiwa gerhana terjadi, Islam menganjurkan pemeluknya untuk melakukan beberapa amalan, di antaranya sebagai berikut.

1. Perbanyak Doa hingga Sedekah

Pertama, memperbanyak doa, zikir, istighfar, takbir, hingga sedekah saat terjadi gerhana. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam sabda Rasulullah SAW dari ‘Aisyah.

Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah salat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari Muslim).

2. Melaksanakan Salat Gerhana

Kedua, melaksanakan salat gerhana. Pada salat gerhana tidak ada azan dan iqamah, panggilan untuk melaksanakan salat gerhana menjadi al-ṣalātu jāmi’ah. 

Aisyah mengatakan dalam sebuah hadis, “Pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ash-ṣalātu jami’ah (mari kita lakukan salat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim).

3 dari 4 halaman

3. Salat Gerhana di Masjid

Ketiga, mengerjakan salat gerhana secara berjemaah di masjid. Dalam sebuah hadis dari ‘Aisyah,  Rasulullah SAW mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. Lalu Raasulullah SAW melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan salat. Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi mendatangi tempat salatnya (yaitu masjidnya) yang biasa dia salat di situ.

Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari, 4: 10)

4. Berkhutbah Setelah Salat Gerhana

Terakhir adalah berkhutbah setelah mengerjakan salat gerhana. Diriwayatkan bahwa setelah Rasulullah SAW melaksanakan salat gerhana, beliau berkhutbah di hadapan orang banyak. Beliau memuji dan menyanjung Allah, lalu bersabda:

Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah salat dan bersedekahlah.” (HR Bukhari).

4 dari 4 halaman

Hikmah di Balik Peristiwa Gerhana

Masih mengutip Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam, ada hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa gerhana, baik gerhana matahari maupun gerhana bulan. Berikut ini beberapa hikmah di balik peristiwa gerhana.

1. Gerhana adalah peristiwa alam yang menunjukkan ketundukan alam pada Khaliq-nya (Penciptanya). Maka selayaknya kita juga menunjukkan ketaatan kepada Allah dengan melakukan salat gerhana. 

2. Gerhana dapat dipergunakan untuk memperkaya karya seni fotografi (Astrofotografi).

3. Memperkaya khazanah pengetahuan manusia tentang gerhana, seperti menguji presisi, ketepatan, berbagai metoda perhitungan kedudukan bulan dan matahari.

4. Memanfaatkan momen gerhana untuk pendidikan anak, mempelajari sains tentang gerhana, fenomena alam menakjubkan yang memuat tantangan intelektualitas manusia yang memikirkannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.