Sukses

Usulan Penting Sekum Muhammadiyah Usai Tragedi Kanjuruhan Malang

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti meminta supaya Liga 1 dihentikan usai tragedi di Stadion, Kanjuruhan, Malang yang menelan seratusan lebih korban jiwa

Liputan6.com, Jakarta - Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya menelan seratusan lebih korban jiwa. Polisi menyebut, angka termutkahir adalah 125 orang.

Selain itu, tragedi Kanjuruhan ini menyebabkan lebih dari 300 orang lainnya luka-luka, mulai dari sedang hingga berat.

Terkait itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti meminta supaya Liga 1 dihentikan. Namun demikian, jika terpaksa harus digelar maka harus ada peraturan baru perihal keberadaan penonton atau suporter, selain itu juga ini berdekatan dengan tahun politik 2024. Abdul Mu’ti juga menyampaikan duka mendalam atas tragedi ini.

“Duka cita yang sangat mendalam atas tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan Malang kemarin itu” Ungkap Mu’ti, dikutip dari laman muhammadiyah.or.id, Selasa (4/10/22).

Akibat ini, induk sepakbola Indonesia atau PSSI terancam sanksi dari FIFA. Tragedi yang menelan 100 jiwa lebih ini menurut Mu’ti harus menjadi evaluasi bagi PSSI dan semua pihak terkait yang melaksanakan Liga 1, serta manajemen sepakbola nasional.

“Tragedi Kanjuruhan ini harus menjadi evaluasi bagi PSSI dan semua pihak terkait dengan pelaksanaan Liga 1 dan manajemen sepak bola nasional,” kata Abdul Mu'ti.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Salat Gaib untuk Korban Stadion Kanjuruhan

Menurut Mu’ti, kalaupun Liga 1 akan tetap dilanjutkan maka perlu dibuat kebijakan baru. Hal ini misalnya digelar tanpa penonton. Atau, dilanjutkan dengan penonton dibatasi. Dengan itu, diharapkan tidak terjadi kerusuhan akibat insiden dari berkumpulnya banyak orang.

“Permintaan kami agar Liga 1 dihentikan karena alasan keamanan dan mendekati tahun politik tersebut. Sangat riskan bila terjadi kerusuhan di saat-saat sekarang ini akibat insiden dari berkumpulnya banyak orang,” tegas Mu’ti.Tragedi ini menimbulkan banyak simpati dari elemen masyarakat. Termasuk Keluarga Besar Muhammadiyah Surabaya yang menjalankan salat gaib untuk seluruh korban. Sebagaimana yang disampaikan Sekretaris PDM Surabaya, Muhammad Arifin.

Dalam kesempatan yang berbeda, Arifin menjelaskan bahwa Keluarga Besar Muhammadiyah Kota Surabaya menyampaikan duka cita atas tragedi itu. Untuk itu pihaknya melakukan salat gaib untuk korban. Salat gaib dilaksanakan di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah yang ada di Kota Surabaya, termasuk di masjid, panti asuhan, dan sekolah.

“Ini tragedi besar dunia. Mohon para pihak untuk mengusut tuntas. Harus ada yang bertanggung jawab, dalam hal ini penyelenggara, aparat, dan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) sepak bola,” kata dia.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.