Sukses

Kisah Pemabuk Tobat Ketika Berpapasan dengan Umar bin Khattab

Dulu ada seorang pemuda pemabuk yang bertaubat ketika berpapasan dengan Sayyidina Umar bin Khattab. Kisah taubatnya pemuda pemabuk ini diangkat oleh Imam Al-Ghazali ketika membahas bab taubat dalam karyanya Mukasyafatul Qulub.

Liputan6.com, Bogor - Dulu ada seorang pemuda pemabuk yang bertobat ketika berpapasan dengan Sayyidina Umar bin Khattab. Kisah taubatnya pemuda pemabuk ini diangkat oleh Imam Al-Ghazali ketika membahas bab taubat dalam karyanya Mukasyafatul Qulub

Seperti apa kisahnya? Simak lebih lanjut lalu ambil hikmahnya.

Suatu ketika Sayyidina Umar bin Khattab berjalan di Kota Madinah. Ia berpapasan dengan seorang pemuda yang terlihat membawa botol di balik pakaiannya.  

“Anak muda, apa yang kau bawa di balik pakaianmu?” tanya Sayyidina Umar seperti dikutip dari laman uninus.ac.id, Minggu (18/9/2022).

Pemuda itu panik ketika ditanya oleh Sayyidina Umar. Ia malu manakala harus jujur bahwa botol yang dibawanya adalah khamar. Lantas, pemuda itu berdoa kepada Allah.

“Ya Allah, jangan Kau permalukan aku di hadapan Umar. Jangan Kau buka rahasiaku. Tutupi rahasiaku di hadapannya. Aku bersumpah tidak akan meminum khamar selamanya,” demikian doa sang pemuda.

“Wahai Amirul Mukminin, yang kubawa adalah cuka,” kata pemuda kepada Umar.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Khamar Menjadi Cuka

Sayyidina Umar ingin pemuda itu memperlihatkan botol kepadanya. Atas kuasa Allah, botol yang awalnya dibawa oleh pemuda itu adalah khamar berubah menjadi cuka.

Ini menjadi suatu keajaiban dari Allah yang datang kepada pemuda itu. Allah telah menyelamatkan sang pemuda. Sebagai janjinya, pemuda itu bertobat menjadi orang yang baik dan meninggalkan minuman khamar.

“Perhatikan makhluk yang bertobat kepada Allah karena malu dan sungkan kepada makhluk lainnya. Karena keikhlasannya dalam bertobat, Allah mengganti khamarnya menjadi cuka. Seandainya seorang durjana yang tidak pernah berbuat baik itu bertobat nasuha dan menyesali perbuatannya, niscaya Allah mengganti ‘khamar’ kemaksiatannya dengan ‘cuka’ ketaatan,” kata Imam Al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub. 

Hikmah yang dapat dipetik dari kisah ini bahwasanya Allah SWT punya berbagai cara agar hamba-Nya bertaubat dan kembali ke jalan-Nya. Ketika hamba-Nya bertaubat dan menyesali perbuatannya, tentu saja Allah sangat menyukai dan akan mengampuni dosa orang yang mau bertaubat.

Wallahu'alam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.