Sukses

Stigma Orang Muhammadiyah Serius-Serius, Buku Guyon Maton Bakal Mencerahkan

Penerbitan buku ini selain dapat mencairkan suasana kebangsaan yang terus tegang, juga dapat mengikis anggapan bahwa orang Muhammadiyah selalu serius

Liputan6.com, Jakarta - Bertempat di Aula Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti meluncurkan buku berjudul Guyon Maton: Lucu Bermutu ala Muhammadiyah, Jumat (9/9).

Diterbitkan oleh penerbit IBTimes, buku seharga Rp54 ribu ini berisi 54 kompilasi lelucon Abdul Mu’ti, tokoh Persyarikatan yang dikenal memiliki segudang lelucon dan candaan.

“Saya merasa buku ini kumpulan dari ceramah di berbagai forum, itu juga atas permintaan pembaca di media sosial saya yang minta dikompilasikan. Sebetulnya agak banyak sebetulnya tapi (angka 54) disesuaikan dengan usia saya, termasuk harganya,” ungkap Mu’ti, dikutip dari laman Muhammadiyah.

Berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat, Mu’ti menjelaskan bahwa humor-humor bukanlah sesuatu yang tabu karena secara antropologis, humor itu bagian dari menggembirakan diri sendiri dan orang lain dan terkadang humor juga bisa menjadi alat perlawanan atau kritik.

“Semua ini kalau kita akrab, tulus, tidak bermaksud merendahkan satu sama lain insyaallah bercanda kita diterima dengan yang lain,” imbuhnya.

Dalam peluncuran buku ini, hadir langsung Duta Besar RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, perwakilan DPP PIKI, Pendeta Victor Rembeth, perwakilan KWI, Romo Benny Susetyo, anggota DPR RI, Ahmad Basarah, beserta Angkatan Muda Muhammadiyah.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stigma Orang Muhammadiyah Serius

Sementara itu perwakilan dari penerbit IBTimes, Azzaki Khoiruddin berharap penerbitan buku ini selain dapat mencairkan suasana kebangsaan yang terus tegang, juga dapat mengikis anggapan bahwa orang Muhammadiyah selalu serius.

“Alasan kedua, adalah alasan objektif bahwa di Muhammadiyah jadi orang lucu itu anomali, aneh, minoritas. Kebanyakan orang Muhammadiyah dikenal serius. Oleh karena itu (buku ini diterbitkan) supaya lebih mencairkan suasana,” pungkasnya.

Setuju dengan Azzaki, tokoh KWI, Romo Benny Susetyo menyebut Abdul Mu’ti adalah sosok yang dikenal humoris oleh banyak kalangan, termasuk di kalangan umat Katolik dan Kristiani bahkan sampai di forum internasional. “Kalau kita baca, lelucon dia itu tidak sekadar membuat kita tertawa, tapi juga membuat hati terguncang, membuat orang berefleksi dan mempertobatkan orang,” kata Romo Benny.

“Kemampuan Prof Mu’ti bisa membangun energi yang positif. Jadi buku ini layak dibaca dan menurut saya excellence. Tidak ada kiai besar yang mampu menghasilkan joke setelah Pak Hasyim Muzadi hilang (wafat). Setelah itu ya Prof Mu’ti, ga ada lagi. Dulu ada Gus Dur joke-jokenya, tapi setelah beliau wafat, setelah itu habis,” kesannya.

“Jadi beliau itu menurut saya layaklah beliau jadi Presiden Jokes Indonesia,” pungkas Romo Benny.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.