Sukses

Cacar Monyet Bobol Indonesia, Ini Doa Rasulullah Terhindar dari Penyakit Buruk

Meski tak semencekam awal Covid-19 masuk ke Indonesia, namun cacar monyet tetap perlu diwaspadai. Pemerintah telah menyiapkan skema penanganan, pengobatan, hingga vaksinasi. Masyarakat juga perlu doa agar terhindar dari penyakit berbahaya itu

Liputan6.com, Purwokerto - Penyakit cacar monyet atau monkeypox terkonfirmasi di Indonesia. Satu WNI positif cacar monyet usai melakukan perjalanan ke luar negeri.

Kasus pertama monkeypox di Indonesia ditemukan pada pria 27 tahun asal DKI Jakarta terdeteksi pada Jumat, 19 Agustus 2022 malam. Tidak dijelaskan lebih rinci mengenai negara yang dikunjungi pasien tersebut.

Pasien tersebut tiba di Indonesia pada 8 Agustus 2022. Lalu, mulai merasakan gejala pada 14 Agustus 2022 ia merasakan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Lalu, pada tanggal 16 Agustus muncul gejala cacar monyet lesi atau ruam di beberapa bagian tubuh mulai dari wajah, sekitar selangkangan dan kaki.

Di tubuh pasien itu ada cacar atau ruam di muka, telapak tangan, kaki dan sebagian di sekitar alat genitalia.

Kondisi pasien saat ini dalam kondisi baik dan bergejala ringan. Pasien tidak harus masuk ruang isolasi di rumah sakit.

Meski tak semencekam awal Covid-19 masuk ke Indonesia, namun cacar monyet tetap perlu diwaspadai. Pemerintah telah menyiapkan skema penanganan, pengobatan, hingga vaksinasi. Masyarakat juga diminta waspada, dan secepatnya memeriksakan diri jika ada gejala-gejala cacar monyet.

Saat upaya lahiriah sudah dilakukan, tentu seorang muslim perlu melakukan ikhtiar secara bathin, dengan doa terhindar dari penyakit kepada Allah SWT.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Doa Terhindar dari Penyakit Berbahaya

Mengutip NU Online, lafal doa berikut ini pernah diajarkan oleh Rasulullah untuk berlindung dari wabah dan penyakit mengerikan lainnya.

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، والجُنُونِ، والجُذَامِ، وَسَيِّئِ الأسْقَامِ

Allāhumma innī a‘ūdzu bika minal barashi, wal junūni, wal judzāmi, wa sayyi’il asqāmi. Artinya, “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari penyakit lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit buruk.” Doa ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang shahih:

وروينا في كتابي أبي داود والنسائي بإسنادين صحيحين عن أنس – رضي الله عنه – : أنَّ النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يقول اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، والجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ. رواه أَبُو داود بإسناد صحيحٍ

Artinya, “Diriwayatkan kepada kami di kitab Abu Dawud dan An-Nasa’i dengan sanad yang bagus dari Anas–radliyallahu anhu–Nabi Muhammad SAW berdoa, ‘Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari lepra, gila, kusta, dan penyakit-penyakit buruk.’ (HR Abu Dawud dengan sanad sahih.”.

Abdul Muhsin Al-Abbad dalam Syarah Abu Dawud menafsirkan kata “sayyi’il asqam” atau penyakit-penyakit buruk dalam hadits ini sebagai ragam penyakit yang membuat buruk rupa dan bahaya pada manusia. Sedangkan M Syamsul Haqqil Azhim Abadi dalam Kitab Aunul Ma‘bud memahami “sayyi‘il asqam” sebagai wabah penyakit seperti tuberculosis, busung air, dan penyakit lain.

Adapun Abu Abdillah Ar-Rahmani Al-Mubarakfuri dalam Kitab Mir’atul Mafatih Syarh Misykatil Mashabih mengutip pendapat Ibnu Malik yang mengatakan bahwa penyakit buruk itu adalah penyakit di mana orang lain menjaga diri dari pengidapnya, di mana mereka tidak mengambil manfaat dari pasien dan pasien tidak mendapat manfaat dari mereka.

Dengan penyakit itu, pasien atau korban tidak dapat menjalankan kewajiban terhadap Allah dan makhluknya. Atas penyakit ini, kita disunahkan untuk berlindung diri.

Syekh Abdur Rauf Al-Munawi dalam At-Taysir syarah Al-Jami’is Shaghir mengatakan, Rasulullah berlindung dari segala penyakit tersebut sebagai bentuk pernyataan kefaqiran kepada Allah atau pengajaran bagi umatnya. Sedangkan tiga penyakit pertama yang disebut (lepra, gila, dan kusta) adalah termasuk penyakit buruk.

Tetapi ketiganya tetap disebut karena tiga penyakit itu paling dibenci oleh bangsa Arab. Sebagaimana dikatakan Al-Munawi, doa merupakan bentuk pernyataan kefaqiran kita kepada Allah. Adapun sebagai upaya pencegahan, masyarakat tetap harus mengikuti petunjuk-petunjuk teknis dari pihak medis dan kebijakan pemerintah dalam beraktivitas sehari-hari.

Tim Rembulan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.