Sukses

Jemaah Calon Haji Diminta Hemat Tenaga, Tak Paksakan Diri Umrah Sunah

Jemaah asal Indonesia diimbau menghemat tenaga untuk persiapan melaksanakan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Liputan6.com, Jakarta - Konsultan Pembimbing Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah, Aswadi Suhada menyarankan jemaah calon haji tidak memforsir tenaga untuk melaksanakan ibadah umrah sunah. Sebab, tidak ada keharusan melakukan umrah sunah hingga berkali-kali.

Dia mengatakan, jemaah kadang terlalu memaksakan diri melaksanakan umrah sunah setelah misalnya mengetahui ada jemaah lain yang umrah hingga empat kali atau lebih saat menunggu waktu haji.

Jemaah dengan ketahanan fisik dan kesehatan rendah kadang terpancing untuk bisa melaksanakan umrah sunah berkali-kali, namun yang terjadi justru kelelahan hingga sakit dan malah tidak bisa melakukan ibadah haji.

"Karena itu, sebagai tim pembimbing ibadah, saya sarankan, anjurkan, menekankan agar jemaah ini hemat tenaga dan tidak diforsir supaya pelaksanaan haji ini bisa disempurnakan sampai Arafah, Muzdalifah, Mina, dan Ifadah," kata Aswadi di Masjid Aisyah di Tan'im sebagai tempat mengambil miqat untuk umrah sunah.

Dia menegaskan, tidak ada keharusan berapa kali jemaah harus melaksanakan umrah. Dia pun meminta jemaah jangan aji mumpung berlebihan memanfaatkan waktu menunggu ibadah haji.

"Jatuh sakit, malah tujuan utamanya tidak terselesaikan, dan menyulitkan panitia untuk menyempurnakan ibadah hajinya," kata Aswadi.

Dia meminta jemaah menjaga kesehatan hingga puncak ibadah haji. Sebab nanti di padang Arafah saat wukuf, medannya terbuka, tidak seperti masjid yang tertutup dan nyaman.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diimbau Tetap di Tenda Saat Wukuf Arafah

"Kalau di tenda-tenda itu sering banyak keluar, nanti itu akan kurangi ketangguhan fisik. Karena itu nanti diharapkan sebanyak mungkin di tenda, perbanyak zikir ketika di Arafah. Nanti menjelang Magrib digiring ke Muzdalifah, setelah tengah malam digiring ke Mina untuk lempar Aqobah," terang Aswadi.

Dia menambahkan, nantinya saat puncak ibadah haji, jemaah naik bus dengan pakaian ihram dari penginapan masing-masing ke Arafah pada 8 Zulhijah lalu bermalam di sana. Ketika masuk wukuf, dilakukan khutbah wukuf, salat jamak qoshor atau jamak saja waktu salat zuhur dengan ashar.

"Dan nanti kita setelah menjelang Magrib dipersilakan keluar dari Arafah menuju Muzdalifah," ucap dia.

Mabit di Muzdalifah, lanjut Aswadi, sambil menyiapkan kerikil untuk melempar jumrah di Mina.

"Tanggal 8, 9, 10, 11, 12, dan 13 ya enam hari itu, sempurna sampai nafar sani," kata Aswadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.