Sukses

Bulan Ramadhan Ternoda Pembunuhan Pria Palestina oleh Polisi Israel

Penembakan berujung pembunuhan ini menyusul serangkaian insiden mematikan yang terjadi pada bulan suci Ramadhan di Palestina.

Liputan6.com, Gaza - Seorang polisi Israel menembak seorang pria Palestina yang menikamnya, pada Selasa 12 April pagi, di selatan Israel hingga tewas, kata polisi.

Penembakan itu menyusul serangkaian insiden mematikan yang terjadi pada bulan suci Ramadhan di negara tersebut, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (13/4/2022).

Polisi mengatakan, pria itu mengeluarkan pisau dan menikam petugas saat melakukan pemeriksaan keamanan di dekat lokasi konstruksi di Kota Ashkelon. Petugas yang terluka ringan kemudian menembak pria itu hingga tewas. Petugas itu lantas dibawa ke rumah sakit terdekat.

Polisi tidak mengidentifikasi pria Palestina itu, namun menyebut bahwa ia berasal dari Hebron di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Penembakan itu menambah jumlah warga Palestina yang tewas dalam beberapa hari terakhir, di antaranya seorang perempuan tak bersenjata yang ditembak dan tewas di pos pemeriksaan militer di Bethlehem.

Sementara itu, tentara Israel mengonfirmasi bahwa pihaknya tengah melakukan beberapa serangan di Tepi Barat dan telah menangkap 20 tersangka.

Sebagian besar kegiatan militer baru-baru ini difokuskan di Jenin, kota di utara Tepi Barat, di mana dua pelaku penyerangan asal Palestina yang membunuh warga Israel tinggal.

Tentara Israel mengaku dilempari bahan peledak oleh penduduk setempat, sementara mereka membalas tembakan ke arah para tersangka. Tidak ada laporan korban luka di antara warga Palestina maupun pasukan Israel.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Insiden Kekerasan di Bulan Ramadhan

Insiden-insiden itu merupakan bagian dari serentetan kekerasan di sekitar Israel selama bulan Ramadhan, ketika ketegangan antara warga Israel dan Palestina kerap meningkat. Ramadhan tahun ini bertepatan pula dengan hari raya umat Yahudi dan Kristen.

Unjuk rasa dan bentrokan di Yerusalem pada bulan Ramadhan tahun lalu berubah menjadi perang 11 hari antara Israel dan militan Gaza.

''Kami tidak akan membiarkan mereka, musuh kami, menghentikan hidup kami,'' ungkap Perdana Menteri Israel Naftali Bennett kepada sekitar 100 orang yang merayakan pembukaan kembali bar Ilka di Tel Aviv, di mana seorang pria Palestina asal Jenin menembak hingga tewas tiga orang pada Kamis (7/4) lalu, sebelum akhirnya ia ditembak mati.

Israel telah meningkatkan aktivitas militernya di wilayah Tepi Barat setelah para pelaku penyerangan asal Palestina membunuh 14 warga Israel dalam empat serangan berbeda di negara itu beberapa minggu terakhir ini. Pada saat yang sama, Israel telah mengambil serangkaian langkah untuk mencoba menenangkan situasi, termasuk dengan memberi izin ribuan warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza untuk bekerja di wilayah Israel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.