Sukses

Bukan Hidangan Buka Puasa, Kata 'Takjil' Sering Salah Arti

Sementara, dalam Bahasa Arab sendiri, berbuka puasa biasa disebut dengan kata ‘iftar’/’futur’. Sayangnya, kedua kata itu kalah populer dengan kata ‘takjil’.

Liputan6.com, Jakarta Berbuka dengan yang manis-manis merupakan anjuran dari Rasul. Selain itu, baginda Nabi Muhammad juga menganjurkan kita untuk bersegera dalam membatalkan puasa bila beduk Magrib tiba.

Di Indonesia, kata ‘takjil’ identik dengan hidangan berbuka puasa. Seperti saat ada buka bersama, pertanyaan pertama yang biasa terlontar adalah, “Nanti takjilnya pakai apa?”

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberi dua definisi untuk kata ‘takjil’. Pertama, mempercepat (dalam berbuka puasa), dan yang kedua, makanan untuk berbuka puasa.

Apakah keduanya benar? Tentu saja. Arti pertama merujuk pada akar kata Bahasa Arab, takjil, yaitu mempercepat. Dalam konteks puasa, bisa diartikan mempercepat berbuka puasa.

Nabi sendiri menganjurkan umat Islam untuk menyegerakan berbuka puasa. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Huraira RA berikut ini.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّ أَحَبَّ عِبَادِي إِلِيَّ أعجلُهم فِطْرًا

Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bersabda: Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang yang paling Aku cintai di antara hamba-hamba-Ku ialah orang yang paling segera berbuka." Dari hadis ini lah kata ‘takjil’ berasal.

Sementara, dalam Bahasa Arab sendiri, berbuka puasa biasa disebut dengan kata ‘iftar’/’futur’. Sayangnya, kedua kata itu kalah populer dengan kata ‘takjil’ di kalangan muslim Indonesia.

Sehingga, banyak orang Indonesia yang mengartikan kata ‘takjil’ sebagai hidangan berbuka puasa.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Doa Buka Puasa

Berikut bacaan doa berbuka puasa :

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

Cara membacanya:

Allâhumma laka shumtu wa 'alâ rizqika afthartu dzahaba-dh-dhama'u wabtalatil 'urûqu wa tsabatal ajru insyâ-allâh ta'âlâ

Artinya:

"Duhai Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaallah."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.