Sukses

Bukan Hanya Sehatkan Pencernaan, Puasa Bermanfaat bagi Paru-Paru

Selain menyehatkan pencernaan, puasa Ramadan juga bermanfaat bagi paru-paru.

Liputan6.com, Jakarta Puasa Ramadan kerap dikaitkan dengan kesehatan pencernaan. Namun, selain menyehatkan pencernaan, puasa Ramadan juga bermanfaat bagi paru-paru.

Hal tersebut pernah disampaikan oleh Guru Besar Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI, Prof. Tjandra Yoga Aditama yang kini bertugas di India sebagai Direktur WHO SEARO.

Berikut manfaat puasa yang diungkapnya beberapa waktu silam:

1. Perbaikan volume paru

Sebagian besar penelitian menunjukkan, faal atau fungsi paru dan pernapasan tidak memiliki perbedaan sebelum atau sesudah Ramadan. Tetapi, ada satu penelitian di Arab yang menunjukkan adanya perbaikan volume paru pada saat puasa Ramadan, diduga karena perbaikan berat badan.

2. Tak memperberat kondisi penderita asma

Penelitian menunjukkan, tidak ada perubahan perawatan di rumah sakit karena asma bronkiale, sebelum Ramadan dan pada saat Ramadan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waktu terbaik berhenti merokok

3. Waktu terbaik berhenti merokok

Puasa adalah waktu yang tepat untuk berhenti merokok. Kebiasaan puasa sejak subuh sampai magrib, ditambah waktu tarawih di masjid akan menjadi tantangan bagi perokok. Sesudah lebaran maka teruskanlah tidak merokok

4. Ketenangan hidup

Cukup banyak penelitian yang menunjukkan, ibadah puasa Ramadan memberi kedamaian dan ketenangan hidup. Hal ini tentu akan juga berpengaruh baik bagi kesehatan paru dan pernapasan5. Mengurangi risiko tuberkulosis (TB)

Penelitian di Universitas Brawijaya yang dipublikasi secara internasional menemukan, puasa Ramadan pada orang sehat akan menyebabkan pertahanan tubuh terhadap penyakit tuberkulosis melalui peran makrofag dan sel mononuklear darah tepi untuk mengatasi penurunan kemampuan serum membunuh bakteri tuberkulosis. Puasa Ramadan juga mengurangi risiko terinfeksi tuberkulosis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini