Sukses

Macam-Macam Penyebutan dan Makna Dibalik Nama Arafah

Arafah menjadi tempa hamba suci yang datang dari segala penjuru dunia untuk mengakui kehambaan mereka di hadapan Allah.

Liputan6.com, Jakarta - Arafah merupakan sebuah tempat mulia yang menjadi arena berkumpulnya hamba-hamba Allah SWT yang taat di Tanah Suci.

Tempat ini selalu dipenuhi dengan warna putih pakaian jemaah haji dan umrah. Mereka semua melebur setiap perbedaan duniawi dan menghapus sisa-sisa kemusyrikan dan kesombongan saat di Arafah.

Selain itu, Arafah menjadi tempa hamba suci yang datang dari segala penjuru dunia untuk mengakui kehambaan mereka di hadapan Allah SWT dan menjadi tempat lahirnya hamba Allah.

Namun dibalik makna Arafah, ada beberapa makna dari penyebutan nama Arafah itu sendiri.

Berikut beberapa versi terkait penyebutan nama Arafah dikutip dalam buku Rujukan Utama Haji & Umrah Untuk Wanita karya Dr 'Ablah Muhammad al-Kahlawi:

1. Disebut Arafah karena menjadi tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa setelah keduanya diturunkan oleh Allah ke bumi secara terpisah. Nabi Adam diturunkan di India, sementara Hawa di Jeddah.

2. Disebut Arafah karena mengacu para peristiwa pengajaran manasik haji oleh Jibril kepada Nabi Ibrahim. Diceritakan bahwa setelah mengajarkan manasik haji kepada Ibrahim, Jibril berkata, "apakah engkau sudah mengerti (a'rafta)?" Ibrahim menjawab "Ya, sudah".

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

 

3. Disebut Arafah karena mengacu pada perkataan, "Aku telah membuat harum ('arrafa) rangan ini".

4. Penamaan hari Arafah berkaitan dengan hari kesembilan bulan Dzulhijah dan hari-hari sebelum dan sesudahnya. Peristiwa Nabi Ibrahim bermimpi diperintah untuk menyembelih putranya, Ismail, terjadi pada hari kedelapan bulan Dzulhijah.

Lalu ketika Nabi Ibrahim mengalami kebimbingan hati dan pikiran perihal apakah mimpinya itu merupakan bisikan setan atau perintah langsung dari Allah, disebut hari tarwiyah.

"Ketika nabi Ibrahim meyakini mimpinya itu merupakan perintah langsung dari Allah , hal itu terjadi pada hari kesembilan bulan Dzulhijjah (hari arafah)," tulis Dr 'Ablah Muhammad al-Kahlawi. 

 

(Desti Gusrina)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.