Sukses

4 Wafat, 41.087 Jemaah Haji Sudah Berada di Madinah

Jumlah jemaah tersebut berasal dari 101 kloter dari seluruh embarkasi di Indonesia.

Liputan6.com, Madinah - Sebanyak 41.087 jemaah haji Indonesia tercatat telah berada di Madinah, Arab Saudi. Sementara jumlah petugas tercatat mencapai 505 orang. 

Kedatangan para jemaah ke Madinah untuk melaksanakan salat 40 waktu (Arbain), yang merupakan rangkaian ibadah sunah dari pelaksanaan ibadah haji.

Ini merupakan data terbaru dari Siskohat Kementerian Agama, hingga Sabtu (13/7/2019), pukul 07.15 Waktu Arab Saudi (WAS). "Tercatat 4 sudah wafat," jelas Kepala Seksi Data dan Informasi Daerah Kerja Bandara, Ambari Julianto di Madinah.

Jumlah jemaah tersebut berasal dari 101 kloter dari seluruh embarkasi di Indonesia. Embarkasi tersebut, antara lain Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Solo, Batam, Palembang, Padang, Medan dan lainnya. 

Adapun 4 jemaah yang telah menghembuskan nafas terakhir yakni, Sumiyatun bin Sawi, Khairil Abbas bin Salim, Mudjahid Damanhuri Mangun dan Artapiah Armin Musahab.

Pada tahun ini, Indonesia kebagian kuota haji sebesar 221 ribu, terdiri atas 204 ribu jemaah haji reguler dan 17 ribu jemaah haji khusus. Kemudian ada tambahan kuota yang diberikan pemerintah Arab Saudi sebesar 10 ribu jemaah.

Indonesia merupakan negara terbanyak mengirimkan jemaah haji ke Tanah Suci setiap tahunnya dibandingkan dengan negara lain.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mulai 14 Juli, Jemaah Haji Madinah Bergerak ke Makkah

Jemaah haji Indonesia yang masuk dalam gelombang pertama sudah hampir sepekan berada di Madinah. Rencananya, jemaah haji dari Madinah mulai diberangkatkan ke Mekkah pada Minggu 14 Juli, 2019 melalui jalan darat.

Adapun jemaah yang tiba awal di Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz, pada Sabtu (6/7/2019), berasal dari Embarkasi Surabaya dan Batam, masing-masing sebanyak 2 kloter. 

Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Akhmad Jauhari menuturkan, jemaah pertama yang diberangkatkan ke Mekkah adalah yang pertama kali tiba di Madinah.

"Persiapan selanjutnya adalah penyiapan dokumen, dokumen (paspor-red) yang selama ini disimpan oleh muassasah," kata Jauhari di kantor Daker Madinah, seperti dikutip Jumat (12/7/2019).

Jemaah diberangkatkan karena telah menyelesaikan salat Arbain (40 waktu) di Masjid Nabawi dan berkunjung ke situs-situs sejarah Islam seperti Masjid Quba, Masjid Qiblatain, dan Jabal Uhud.

Dia menjelaskan, sejak H-3 pemberangkatan harus dilakukan pemeriksaan dokumen jemaah haji di kantor Muassasah Adillah oleh para ketua kloter, dan didampingi PPIH. Hal ini agar seluruh dokumen jemaah haji sudah lengkap dan dikelompokkan sesuai rombongan.

"Jika ada satu jemaah yang dokumennya belum siap maka jemaah itu tidak bisa diberangkatkan pada hari tersebut," jelas dia.

Selain memeriksa dokumen jemaah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga berkoodinasi dengan pihak naqobah (organda Arab Saudi) terkait transportasi pemindahan jamaah ke Mekkah. Selain itu juga berkoordinasi dengan Daerah Kerja (Daker) Mekkah untuk penerimaan jemaah.

Tonton Video Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.